RSU dr Soetomo berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet dada-perut atau thoraco abdomino pagus. Kondisi bayi yang menjalani operasi pemisahan Selasa (14/2) selama 9 jam, sudah melewati masa kritis.
Kini, bayi asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) kondisinya membaik dan masih dirawat di ruang ICU. Meski begitu alat bantu nafas sudah dilepas.
"Alhamdulillah pasca operasi kondisi baik. Semoga baik-baik terus. Karena komplikasi pasca operasi bisa terjadi kalau tidak hati-hati," kata Direktur RSU dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (17/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joni mengaku pascaoperasi 2x24 jam disebut proses paling berbahaya. Dan kondisi bayi yang diberi nama oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Anaya Rizka Ramadhani dan Inaya Riza Ramadhani, kini sudah stabil, Rabu (16/2) malam.
Bahkan, tambah Joni, alat bantu nafas Inaya-Anaya sudah dilepas dan tidak menggunakan oksigen. Luka pembedahan di bagian dada yang lebar juga dirawat intensif dan harus detail.
"Yang kita pantau semua dalam kondisi baik. Lukanya itu kita masih dipantau ketat. Kita harus hati-hati, takutnya ada darah-darah yang bisa merusak jahitan," jelasnya.
Selama operasi bayi kembar siam ini dilakukan screening ketat. Tim medis sempat menunda operasi pemisahaan saat jumlah COVID-19 naik.
"Tapi Omicron lebih rendah dari Delta, jadi kita lakukan (Operasi). Kalau menunggu, nanti semakin besar anaknya dan organ-organnya. Kendala utama adalah pandemi. Timnya kita screening dan dilakukan langkah hati-hati. Orang tua, bayi dan tim screening dengan PCR. Karena tim cukup banyak," pungkasnya.
(fat/fat)