Golkar Jatim: Wayang Sudah Jadi Sarana Edukasi Bahkan Dakwah Sejak Lama

Golkar Jatim: Wayang Sudah Jadi Sarana Edukasi Bahkan Dakwah Sejak Lama

Muhamad Yoga Prastyo - detikJatim
Rabu, 16 Feb 2022 15:29 WIB
Ketua DPD Golkar Jawa Timur M. Sarmuji
Foto: Dok. Golkar Jatim
Jakarta -

Ketua DPD Golkar Jawa Timur M. Sarmuji menyayangkan pernyataan salah seorang pendakwah terkait penilaiannya tentang wayang hingga menjadi perbincangan di sosial media. Menurutnya, pernyataan tersebut dapat menyinggung masyarakat Indonesia yang menjadikan wayang sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

"Wayang sudah lekat dengan budaya masyarakat Jawa. Seni wayang adalah kreasi budaya dengan paket lengkap, ada seni musik, pahat, tari (gerak), gambar, lighting dan lain-lain," ujar Sarmuji dalam keterangan tertulis, Rabu (16/2/2022).

Lebih lanjut, pria yang juga penggemar wayang itu menilai wayang kini sudah menjadi salah satu sarana edukasi. Bukan hanya sekadar tontonan yang dilakukan pada momen-momen tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wayang sudah menjadi sarana edukasi bahkan dakwah sejak lama. Di dalam tontonan wayang sering disertakan tuntunan tentang pelajaran hidup baik filosofi hidup, strategi politik bahkan dimensi spiritual," jelasnya.

Sarmuji menyebut pada 7 November 2003, wayang telah diakui oleh UNESCO menjadi Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Presiden Jokowi pun telah menjadikan tanggal tersebut sebagai Hari Wayang.

ADVERTISEMENT

"Wayang sudah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dan indah serta sudah menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Wayang bukan hanya harus dipertahankan tetapi harus dikembangkan untuk memperkuat karakter kita sebagai bangsa," tuturnya.

Tradisi yang baik ini, tambahnya, selayaknya tidak dihadapkan dengan agama. Terlebih, wayang sudah identik dengan Wali Songo, khususnya Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam yang humanis dan sesuai konteks lokal.

"Sebenarnya jangan menghadapkan tradisi yang sudah baik ini dengan agama, toh wayang sudah identik dengan Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Jawa, menjadi sarana dakwah yang humanis, sesuai konteks lokalitas, serta bisa diterima masyarakat banyak dari duri dulu hingga kini," pungkas Sarmuji.

(akd/ega)


Hide Ads