Tragedi Pantai Payangan Jember yang menewaskan 11 orang saat ritual masih diselidiki polisi. Polisi mulai memeriksa para saksi di sekitar kasus ritual maut tersebut.
"Sampai hari ini sudah ada 14 orang saksi yang kita mintai keterangan," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo kepada detikJatim, Senin (14/2/2022).
Belasan saksi yang diperiksa itu, terdiri atas korban selamat, petugas yang melakukan evakuasi dan sejumlah saksi yang berada di lokasi saat kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dimintai keterangan, ada korban selamat, ada petugas evakuasi, kemudian ada saksi yang berada di TKP pada saat kejadian," terang Hery.
![]() |
Ketua kelompok ritual itu sendiri, Nurhasan, termasuk menjadi korban yang selamat. Saat ini, yang bersangkutan masih dirawat di RSD dr Soebandi, Jember.
"Ketua kelompoknya belum kita periksa karena masih dirawat. Tapi kemarin sempat kita wawancara ketika berada di puskesmas," ungkap Hery.
Dari hasil sementara pemeriksaan terhadap saksi, diketahui jika penjaga Pantai Payangan sempat mencegah Nur Hasan dan pengikutnya untuk melakukan ritual. Tetapi Nur Hasan kekeh tetap menggelar ritual yang berakhir dengan tragedi.
"Memang di Bukit Samboja ada penjaganya, ada juru kuncinya. Dan sudah mengingatkan. Tapi Nurhasan cs pingin kekeh ritual di situ. Akhirnya ya dilaksanakan," kata Hery.
Ritual di Pantai Payangan, kata Heri, bukan sekali ini dilakukan. Ritual sudah beberapa kali dilakukan. Namun anggota yang ikut tidak selalu sama.
"Ritualnya sudah beberapa kali dilakukan. Tapi tidak semua anggota kelompok aktif," lanjut Hery.
Hery mengatakan tidak semua anggota ritual yang datang di hari nahas itu adalah anggota yang selalu mengikuti ritual. Karena yang mengikuti ritual ini selalu berganti-ganti orang.
"Ada yang sekali, dua kali atau yang lebih juga ada. kaya orang pencak silat, kadang kalau malas yang nggak datang," jelas Hery.
(iwd/iwd)