.webp)
Kanit Kamsel Satlantas Polres Trenggalek Aiptu Ali Wibowo mengatakan, sebaran titik longsor berada di kilometer 16,4, kilometer 16,5 dan tiga titik berada kilometer 17. Volume longsor bervariasi mulai sedang hingga berat.
"Untuk titik yang paling besar itu di KM 16,4 dan KM 16,5, sedangkan yang berada di KM 17 sampai 18 itu menutup sebagian badan jalan," ujarnya.
Menurut Ali, saat ini tanah longsor di KM 16,4 telah berhasil dibersihkan, sedangkan pada KM 16,5 masih dalam proses penanganan. Pembersihan titik ini masih sempat tersendat karena harus menunggu perbaikan kabel listrik PLN.
"Kabel listrik yang jatuh melintang di badan jalan ini adalah jaringan menengah, sehingga harus ditangani dulu," jelasnya.
Dari pantauan di lapangan terdapat dua unit alat berat yang diterjunkan langsung oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPPJN). Proses pembersihan material longsor ditergetkan akan tuntas dalam beberapa jam ke depan.
"Ini sedang diupayakan secepatnya," ujar Ali.
Tanah longsor di jalur utama Trenggalek-Ponorogo mengakibatkan antrean panjang hingga dua kilometer di kedua arah. Salah seorang pengguna jalan, Amrullah, mengaku telah mengantre sejak pukul 6.00 WIB.
"Saya mau pulang ke Ponorogo, ini sudah antre di sini dari jam enam pagi tadi. Mau lewat jalur alternatif nggak berani, kondisinya ekstrem," kata Amrullah.
Hal senada disampaikan penguna jalan lain, Uswah. "Ini mau ke Jetis, ini sudah nunggu sejak pukul 7.30 WIB. Saya pilih menunggu saja, soalnya kalau di jalur alternatif jalannya sulit dan takut ada material longsor juga," imbuhnya.
Sebelumnya, hujan deras yang terjadi lebih dari lima jam mengakibatkan bencana tanah longsor di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo pada pukul 2.00 WIB. Timbunan material longsor berupa tanah bercampur batu dan pepohonan menutup total badan jalan.
(iwd/iwd)
