Warga Desa di Ponorogo Protes Bansos Diduga Ditilap, Ini Penjelasan BumDes

Warga Desa di Ponorogo Protes Bansos Diduga Ditilap, Ini Penjelasan BumDes

Charoline Pebrianti - detikJatim
Minggu, 13 Feb 2022 20:32 WIB
kartu kks warga ponorogo
Warga menunjukkan karu keluarga sejahtera (Foto: Charoline Pebrianti)
Ponorogo - Warga Desa Tumpak Pelem, Kecamatan Sawoo penerima bansos berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) mempertanyakan sejumlah bantuan yang tak cair.

Pihak Badan Usaha Milik Desa (BumDes) pun memberikan jawaban. Melalui bendahara BumDes Tumpak Pelem, Agus Rianto menerangkan soal Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

"KKS itu kan bentuknya ATM, nah kalau menggesek kan lewat Electronic Data Capture (EDC) sedangkan di Tumpak Pelem tidak ada sinyal," tutur Agus kepada wartawan, Minggu (13/2/2022).

Akhirnya, lanjut Agus, dari masyarakat penerima bantuan sepakat kartu dikumpulkan dahulu untuk digesek bersama. Saat pengambilan pun diinformasikan lewat grup.

"Semua penggesekan diinfokan lewat grup, di Tumpak Pelem kemungkinan ada ketua yang menyampaikan sedangkan warga ada yang punya HP dan tidak," imbuh Agus.

Menurut Agus, usai pertemuan dengan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hasilnya ada beberapa pengambilan yang tidak diambil. Penyebabnya, karena tidak ada keluarga yang mengambilkan.

"Ada juga yang bilang tidak dapat kabar, padahal biasanya sudah disampaikan di grup Tumpak Pelem," kata Agus.

Agus menambahkan saat bantuan sudah ditransfer dari pusat, langsung digesek untuk pengambilan. Menurutnya, jika ada indikasi tidak disalurkan, itu tidak benar.

"Jadi tidak ada yang tidak diberikan itu tidak ada sama sekali. Miskomunikasi dengan ketua (kelompok)," papar Agus.

Untuk penerima BPNT di Tumpak Pelem, ada 360 orang. Biasanya per paket berisi beras, sayur, daging, telur, kacang (tergantung musim). Pihaknya pun juga sering mengabsen, penerima mana saja yang sudah mengambil dan belum.

"Program ini kan banyak bahkan sudah disampaikan di grup, saya punya absen di sini, ketika belum ambil, awal bulan sampai akhir tahun. Bawa ke BumDes, lapor saya belum menerima, kita komunikasikan," kata Agus.

Sementara, pendamping PKH Tumpak Pelem, Sutrisno menambahkan permasalahan ini karena proses pencairan yang diubah. Data penerima PKH Tumpak Pelem sebanyak 270 orang. Awalnya melalui kantor pos kini melalui ATM.

"Daerah Tumpak Pelem secara geografis ini kan daerah sulit, di sini tidak ada ATM," jelas Sutrisno.

Alternatifnya, lanjut Sutrisno, KKS dibawa ke ATM di Pasar Sawoo. Namun tak jarang ATM tersebut kehabisan uang. Akhirnya ke ATM di Tamansari.

"Biasanya yang lansia titip, banyak yang titip, saya selaku pendamping, cuma mendampingi peserta yang mewakili mengambil di ATM tersebut, dicairkan oleh BumDes," tandas Sutrisno.

Untuk mempermudah penyaluran, kartu dikumpulkan sesuai kesepakatan KPM kemudian digesek mencari tempat yang ada sinyal dengan EDC. Selama ini sudah berjalan dan tidak ada masalah.

"Tidak ada masalah. Sudah berjalan lama ini, akhirnya tahun 2022 ini ada antena untuk memperkuat sinyal. Nanti KKS dipegang sendiri," pungkas Sutrisno.


(iwd/iwd)


Hide Ads