"Hubungan PDIP dan NU sangat dekat dan selalu beriringan," kata Megawati saat memberi sambutan pada agenda bertajuk 'Bersama Merawat Indonesia' itu. Megawati sendiri hadir lewat sambungan virtual di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta.
Dia juga mengatakan bahwa sang ayah, Presiden Soekarno juga sangat dekat dengan NU lewat tokoh-tokohnya. Seperti KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Hasbullah.
"Bung Karno juga pernah diberi gelar oleh NU yaitu Walliyul Amri Addharuri Bi As Syaukah. Gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau," tutur Megawati.
Pada akhir acara, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memberi sambutannya. Dia mengatakan bahwa PDI-P sangat dekat dengan kalangan santri, kiai, jemaah maupun jamiyah NU. Eri juga mengaku PDI-P mengajarkan cara mengambil tanggung jawab dan memberdayakan umat melalui program kerakyatan.
"Yang sasaran di dalamnya juga ada para Nahdliyin," ujar Eri.
Dia menambahkan, hubungan kaum nasionalis dan santri ibarat dua sisi dalam satu keping mata uang yang tak terpisahkan. Menyatu dalam setiap perjuangan bangsa ini. Itu ditunjukkan dengan sejarah bangsa ini yang tak pernah terlepas dari kaum santri maupun ulama.
Eri melanjutkan bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. "Agama dan nasionalisme bukan dua kutub berseberangan, tapi keduanya saling menguatkan. Selamat Harlah NU," tandas dia.
Selain 2 tokoh itu, hadir pula tokoh NU maupun PDIP lainnya. Seperti Sekjen PDIP Hasto Krsitiyanto, Hamka Haq (Ketua DPP PDI Perjuangan), Mochamad Nur Arifin (Bupati Trenggalek), dan Zuhairi Misrawi (Dubes RI untuk Tunisia).
(hse/sun)