Minyak Goreng Rp 14.000 Sulit Ditemukan di Mojokerto, Ini Penyebabnya

Minyak Goreng Rp 14.000 Sulit Ditemukan di Mojokerto, Ini Penyebabnya

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 04 Feb 2022 11:49 WIB
Minyak Goreng Langka di Mojokerto
Rak minyak goreng yang kosong di salah satu minimarket di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Minyak goreng satu harga yang dibanderol Rp 14.000 per liter sulit ditemukan di Kabupaten Mojokerto. Kondisi ini terjadi karena terbatasnya pasokan yang diterima minimarket di Bumi Majapahit.

Tim detikJatim mengecek stok minyak goreng kemasan di sebagian kecamatan sejak Kamis (3/2/2022). Di Kecamatan Sooko, 2 minimarket di Desa Sooko dan Jampirogo tidak memiliki stok minyak goreng sama sekali.

Pegawai minimarket mengatakan pasokan dari penyuplai sangat terbatas. Minimarket hanya menerima 1 dus yang berisi 12 bungkus minyak goreng kemasan 1 liter pada Rabu (2/2) malam. Pihaknya telah menjualnya senilai Rp 14.000 per liter, sesuai HET yang ditentukan Kemendag.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Displai kami buka jam 6 pagi, cepat habis karena suplai hanya 1 dus. Kalau toko yang buka 24 jam pasokannya lebih dari 1 dus," kata pegawai berinisial EO tersebut.

Beberapa minimarket di Kecamatan Trowulan juga mengalami keterbatasan pasokan minyak goreng kemasan. Misalnya minimarket di Desa Bejijong yang kehabisan stok sejak Rabu (2/2) sore. Sampai siang tadi, minimarket ini tidak menjual minyak goreng kemasan.

ADVERTISEMENT

"Terakhir hanya dikirim 2 dus kemasan 2 liter dan 1 liter. Kosong mulai kemarin sore, kemarin malam tidak ada kiriman lagi," terang pegawai minimarket tersebut.

Sementara 2 minimarket lainnya di Desa Bejijong masih mempunyai stok minyak goreng kemasan 2 liter. Sebab, ada stok baru datang di pagi hari. Minimarket itu juga membatasi penjualan dengan cara 1 pembeli maksimal 2 liter minyak goreng.

"Kebetulan kiriman dari penyuplai baru datang pagi tadi hanya 2 dus atau 12 bungkus. Tiga hari sebelumnya malah tidak ada pasokan sama sekali," ungkap pegawai minimarket berinisial SU.

Sementara itu, sebuah minimarket di Jalan RA Basuni, Desa Japan, Kecamatan Sooko mendapat pasokan 8 dus atau 48 bungkus minyak goreng kemasan 2 liter pada Rabu (2/2) sekitar pukul 22.00 WIB. Hanya saja, minyak goreng itu langsung habis diserbu pembeli.

"Tadi pagi jam 7 sudah kami displai banyak ada 8 dus, langsung habis," jelas salah seorang pegawai minimarket tersebut.

Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah menjelaskan, pasokan minyak goreng kemasan dari penyuplai ke minimarket-minimarket di wilayahnya memang terbatas. Yakni hanya 3-4 dus saja per hari.

Stok terbatas itu membuat minyak goreng kemasan harga Rp 14.000 di minimarket cepat habis diserbu masyarakat. Karena harga minyak goreng kemasan di pasar-pasar tradisional belum sesuai ketentuan Kemendag.

"Cepat habis karena masyarakat berburu yang murah. Sementara (penjual) yang lain masih belum menyesuaikan HET pemerintah," cetus Iwan.

Saat ditanya mengenai penyebab penyuplai membatasi pasokan minyak goreng kemasan, Iwan belum bisa memberi penjelasan mendetail. Dia hanya memperkirakan penyuplai mematok kuota untuk masing-masing toko swalayan. Karena menurut dia, minyak goreng kemasan di pasar-pasar tradisional masih banyak.

"Barangnya ada sebenarnya, di pasar-pasar barangnya masih banyak. Namun, harganya tidak bisa sesuai HET. Kami tanya (pengelola minimarket) pasokan dari suplliernya tidak banyak. Mungkin sudah kuotanya segitu," tandas Iwan.




(hse/iwd)


Hide Ads