.webp)
Bupati Situbondo melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional. Hasilnya, dia menemui ada pedagang yang menjual minyak di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Tadi saya sidak ke pasar. Ternyata memang masih ditemukan pedagang yang masih jual di atas HET," kata Bupati Situbondo, Karna Suswandi, saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (4/2/2022).
Karna mengatakan pihaknya akan melakukan pembinaan pada pedagang nakal tersebut. Namun, jika hal ini tak dihiraukan, maka akan dilakukan tindakan tegas pada pedagang maupun distributor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika tetap tak juga diindahkan, maka polisi maupun dinas terkait yang akan melakukan tindakan," tambah bupati yang biasa disapa Bung Karna ini.
Kendati demikian, sejauh ini pihaknya memang tidak pernah menerima keluhan masyarakat terkait kelangkaan minyak goreng di pasaran, meski harganya masih tinggi.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Panji Situbondo, Ihsan (40), mengaku dirinya tetep menjual minyak goreng sesuai ketentuan, yakni tak melampaui HET.
Hanya saja menyiasatinya dengan mengurangi bobot. Jika biasanya 1 kg, menjadi 900 ml. Alasannya karena minyak goreng di gudangnya merupakan stok lama dan dijual rugi kepada masyarakat.
"Kalau pembelinya normal saja kok. Kenaikan jumlah pembeli di sini tidak terlalu tinggi," ujar Ihsan.
Sedangkan pedagang lainnya, Sumina mengaku, agar tak terlalu rugi, ia menyiasatinya dengan menjual minyak goreng Rp 13.500 per 900 mililiter (ml). Jadi tak sampai 1 liter.
Meski mengambil di atas harga yang dijual kepada pelanggannya, Sumina mengaku terpaksa menjual rugi untuk mengikuti anjuran pemerintah.
"Tetapi sekarang ini saya sudah tidak ada barang atau stok minyak goreng," pungkasnya.
(hil/hil)
