Pasien COVID-19 Surabaya Boleh Isolasi di Hotel Tapi Bayar Sendiri

Pasien COVID-19 Surabaya Boleh Isolasi di Hotel Tapi Bayar Sendiri

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 03 Feb 2022 08:34 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Gelombang 3 pandemi COVID-19 mengancam Indonesia dan disebut sudah terjadi. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara untuk persiapan dan prosedur isolasi pasien.

Eri mengatakan bahwa isolasi terpadu akan dilakukan di Asrama Haji. Namun, ketika ada warga yang mampu dan meminta isolasi di hotel, pemkot akan menyiapkannya dan pasien akan membayar secara mandiri.

"Nanti kami siapkan hotel yang bekerja sama dengan pemkot, dan (pasien) membayar sendiri," tutur Eri, Kamis (3/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eri juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya tidak membuka tempat isolasi di masing-masing RW. Sebab, tenaga kesehatan (nakes) akan lebih cepat menangani pasien di tempat isolasi terpadu seperti Asrama Haji.

Namun, dia juga mengungkapkan rencana membuka tempat isolasi di masing-masing RW jika pasien membludak.

ADVERTISEMENT

"Kalau membludak, kita lakukan di masing-masing RW lagi. Selagi tempat isolasi terpadunya itu bisa, ya kita lakukan di isolasi terpadu," jelas Eri.

Eri mengatakan bahwa isolasi mandiri tidak dianjurkan dilakukan di rumah. Sebab, ada kendala terkait ventilasi dan risiko penularan ke keluarga dekat.

"Kalau mau isoman di rumah itu butuh kamar mandi sendiri, terus ventilasinya juga harus khusus. Mending di tempat isolasi terpadu," papar dia.

Lebih lanjut, Eri meminta agar warga Surabaya tidak khawatir saat diharuskan isolasi. Sebab, proses penyembuhan dianggap cepat dan tidak akan terlalu lama tinggal di tempat isolasi.

"Saya nyuwun tulung kepada warga Surabaya, Insyaallah di isolasi terpadu rata-rata 3 hari udah sembuh kok, 4 hari dikasi obat Insyaallah sehat," tandas Eri.

Sebelumya, Eri mengatakan bahwa saat ini kasus aktif COVID-19 di Surabaya ada 587 orang. Sebanyak 16,4 persen pasien dirawat di RS. Dari prosentase itu, Surabaya masih dikategorikan PPKM Level 1.

"Jika sudah lebih 20 persen, maka Surabaya akan naik Level 2," kata Eri.

Menurut Eri, pakar epidemiologi menyampaikan bahwa 90 persen pasien covid saat ini terinfeksi omicron. Karena penyebarannya cepat dan tidak ada pasien meninggal.

"Kalau banyak pasien positif, PPKM berlaku lagi di Surabaya," tutur Eri

Karenanya, dia mengimbau agar masyarakat taat prokes. Terlebih, pasien COVID-19 yang terinfeksi varian omicron tidak bergejala (OTG). Jika diabaikan, akan banyak orang yang tertular.

"Omicron ini rata-rata OTG. Kalau kita terpapar tapi gak sadar, kita bisa menularkan ke orang lain," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Rabu (2/2/2022).




(hse/iwd)


Hide Ads