Warga kampung miliarder Tuban sempat viral setahun lalu. Dan beberapa waktu lalu, mereka demo karena uang simpanan habis dan tak kunjung diberi pekerjaan usai pembebasan lahan.
Kepala desa (kades) setempat mengklarifikasi berita tersebut. Pihaknya mengaku sebagian warganya masih bernasib baik dan sudah diberi pekerjaan.
Hal itu dikonfirmasi Kades Sumbergeneng, Kecamatan Jenu, Gianto saat dihubungi detikJatim Kamis (27/1/2022). Menurut dia, Sumbergeneng menjadi salah satu desa yang lahannya terdampak pembebasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Sumbergeneng menjadi Kampung Miliarder dan kondisi ekonomi warganya masih baik-baik saja. Sebab, rata-rata lahan yang dibebaskan adalah jenis lahan pertanian yang luas.
Berbeda dengan warga Desa Wadung. Mayoritas lahan mereka yang dibebaskan adalah jenis tanah pekarangan atau rumah.
"Bedanya dengan Desa Wadung, di sana tanah pekarangan (rumah). Kalau di sini (Sumbergeneng) tanah pertanian yang dibebaskan dan rata-rata luas. (Jadi) Warga kami baik-baik saja kondisinya. Tanahnya juga malah tambah luas, meski tempat di sini lebih murah belinya," jelas Kades Gianto.
Gianto menuturkan warganya yang bekerja sebagai buruh tani tetap bekerja hingga sekarang. Bahkan, tanah garapannya lebih banyak dan luas. Namun, mereka bekerja di lokasi yang lebih jauh. Karena, lahan pertaniannya berada di kampung lain.
"Bagi warga penerima (Ganti rugi) ya baik baik saja, kan garapannya (Lahan pertaniannya) lebih banyak dan luas. Tapi bagi yang dulunya buruh tani lebih jauh lokasi garapannya, karena ada di daerah lain," imbuhnya.
Saat ditanya kondisi ekonomi warga pasca pembebasan tanah, Kades Gianto menuturkan nilai ganti rugi yang diterima warga berbeda-beda. Itu menyebabkan perbedaan kondisi keuangan tiap warga.
Menurut dia, ada warga yang memang uang simpanannya tinggal sedikit. Sebab, sudah dipakai untuk membeli lahan maupun rumah. Itu dianggap sudah mencerminkan kondisi ekonomi yang aman.
"Kemarin kan (uang) yang diterima warga beda-beda. Ada yang di bawah Rp 2 miliar. Jadi kalau dibelikan tanah untuk rumah atau mobil, tentu mungkin uang yang tersisa tinggal sedikit. Tapi kan udah dibelikan tanah, jadi aman-aman saja," terangnya.
Dia juga mengakui bahwa ada sebagian warganya yang ikut demo untuk menuntut kerja. Meski jumlahnya warga yang ikut demo sedikit. Sebab, banyak warganya yang sudah dipekerjakan di proyek kilang minyak tersebut.
"Ya, ada yang ikut demo kemarin, cuma tidak banyak. Apalagi memang selama ini warganya juga sudah banyak yang dipekerjakan di Grass Root Refinery (GRR) Tuban," lanjut Gianto.
Dia menyebutkan, sebagian warganya sudah dipekerjakan sesuai janji dan diposisikan sesuai kebutuhan pekerja di perusahaan tersebut.
"Sudah ada yang dipekerjakan sesuai keadaan (janji) dan kebutuhan pekerja di perusahaan. Ada kemarin land clearing 65-an orang, security sekitar 10 orang saat awal dulu," pungkasnya.
(fat/fat)