Ini Desa-desa di Kampung Miliarder Tuban yang Warganya Nganggur Butuh Kerjaan

Ini Desa-desa di Kampung Miliarder Tuban yang Warganya Nganggur Butuh Kerjaan

Ainur Rofiq - detikJatim
Rabu, 26 Jan 2022 16:49 WIB
kampung miliarder di tuban
Kampung miliarder di Tuban (Foto: Ainur Rofiq/detikcom)
Tuban -

Kisah desa di Tuban yang mendadak menjadi kampung miliarder pasti masih melekat di ingatan masyarakat. Namun kini keadaan berbanding terbalik. Warga di desa-desa tersebut kini bernasib pilu, mereka menjadi pengangguran dan menanti pekerjaan.

Pada dua tahun lalu, warga sempat ramai-ramai menjual tanahnya untuk pembangunan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Warga pun resah. Lahan ladang dan sawah yang selama ini menghidupi mereka kini jelas sudah tak ada lagi. Mereka pun berganti profesi. Namun pekerjaan baru itu tak mudah hingga tak sedikit warga yang menganggur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Paguyupan Karang Taruna Ring 1 sekitar Proyek GRR, Muh Saighoni mengisahkan ada enam desa yang kini warganya menganggur. Diantaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu. Wilayah ini merupakan wilayah ring 1 proyek kilang minyak ini.

Namun, yang paling berimbas yakni warga Desa Wadung. Di sini, Ghoni, sapaan akrabnya mengatakan warga Desa Wadung rata-rata menjual tempat tinggalnya.

ADVERTISEMENT

"Dari enam desa ini yang paling dekat dan sangat berimbas dengan adanya rencana kilang minyak ini sebenarnya ya Desa Wadung. Selain dekat lokasinya, warga yang tanahnya di jual ke pertamina itu merupakan tanah yang ditempati untuk tempat tinggal mereka," ungkap Ghoni.

Usai dijual, warga tak lagi memiliki rumah untuk ditinggali. Warga pun menggunakan uang ganti rugi untuk membeli rumah.

"Jadi uang yang dari penjualan tanah dulu ya digunakan untuk bangun rumah lagi untuk tempat tinggal lagi," kata Ghoni.

Ghoni menyebut memang rumah warga di ring satu proyek kilang Tuban terlihat megah dan mewah. Tapi warganya tetap butuh pekerjaan bagi yang masih menganggur.

"Kalau Wadung disebut kampung miliarder itu bagi saya kok kurang pas. Ya karena dulunya orang punya rumah dijual dibelikan rumah lagi ya hanya pas untuk itu," tandas Ghoni.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads