15 Anak di RW 10 Menur Pumpungan Surabaya Terjangkit DB Sejak Awal Januari

15 Anak di RW 10 Menur Pumpungan Surabaya Terjangkit DB Sejak Awal Januari

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 26 Jan 2022 19:46 WIB
ilustrasi demam berdarah
Foto: iStockphoto
Surabaya -

Sebanyak 15 anak terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di RW 10 Kelurahan Menur Pumpungan, Sukolilo, Surabaya. 1 Anak meninggal dunia tetapi dalam keadaan sudah sembuh dari DBD.

"15 (yang terkena DBD), satu meninggal. Tapi setelah sakit dia pulang dari RS. DBD sudah selesai (sembuh), pulang terus meninggal. Ada yang bilang karena DBD, RS mengatakan tidak karena DBDnya sudah sembuh," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada wartawan, Rabu (26/1/2022).

Dari ke-15 anak yang terjangkit DBD, sebagian besar sudah sembuh. Kini, anak yang sakit DBD tinggal 4 anak dan 1 anak statusnya masih suspek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, ketua RT 06/RW 10, Ali Mustofa menjelaskan di RT nya hanya ada 5 anak yang terkena DBD. Saat ini 2 anak sudah sembuh. Sedangkan 15 anak yang terkena DBD adalah total akumulasi anak yang terkena DBD di seluruh RT di RW 10 mulai awal bulan Januari.

"RT 06 ini ada 3. 2 sudah sembuh, mereka sakit sejak semingguan lalu, 1 masih rawat inap. Insyaallah 15 itu benar, mungkin ada yang sembuh, makanya yang terdata 4 yang masih sakit," kata Ali.

ADVERTISEMENT

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan pihaknya sudah melakukan penelusuran di wilayah tersebut. Hasilnya, ditemukan 4 anak sakit DBD dan 1 suspek.

"Kami sudah melakukan penyelidikan epidemiologi terkait laporan 15 anak yang terserang DBD di wilayah RW 10 Menur Pumpungan. Hasilnya ditemukan adanya 4 kasus DBD, dan hanya 1 suspek dengan gejala demam, tetapi hasil laboratorium dalam kondisi normal," kata Nanik.

Nanik melanjutkan 1 pasien suspek ini langsung dirujuk ke RSU Haji untuk mendapatkan pemantauan yang lebih intensif. Selain itu, tidak ditemukan kasus konfirmasi DBD lainnya.

Kemudian, anak yang meninggal telah dicek di Rumah Sakit. Hasilnya, penyebab kematian anak itu adalah gagal sirkulasi dan MODS. Namun, sbelumnya pasien terkonfirmasi positif DBD berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 24 januari 2022.

"Sebelumnya di tanggal 22 Januari 2022 juga telah dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil normal. Namun, ternyata perubahan kondisi klinis pasien cepat berubah," ujar Nanik.




(iwd/iwd)


Hide Ads