.webp)
Warga Jatim tidak hanya dikhawatirkan dengan penyebaran COVID-19, tapi juga demam berdarah dengue (DBD). Di musim hujan ini, kasus demam berdarah mulai menunjukkan peningkatan dan membawa korban jiwa.
Selama bulan Januari 2022 ini, ditemukan 977 kasus DBD di Jatim. 17 Di antaranya meninggal dunia. Data tersebut diunggah Dinkes Jatim per-24 Januari 2022, dan tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah.
Untuk COVID-19, data dari Satgas Jatim selama Januari 2022 ini, ada 1.004 kasus Corona. 25 Kasus COVID-19 di Jatim dinyatakan meninggal dunia selama 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadinkes Jatim Dr Erwim Astha Triyono mengatakan, masyarakat jangan sampai lengah terhadap ancaman DBD. Erwin meminta masyarakat menerapkan 3M.
Baca juga: Kasus DBD di Bojonegoro Tertinggi se-Jatim |
"Pada prinsipnya nomor satu jangan dilupakan, karena sekarang ini kita fokus sama Omicron atau COVID-19, tapi ternyata DBD juga perlu dapat perhatian, jangan sampai kasusnya terus meningkat," katanya.
"Langkah preventif dan promotif juga jauh lebih efektif terkait dengan penanganan DBD, dalam hal ini 3M jadi kunci. Menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang berpotensi jadi tempat penampungan air," lanjutnya.
Terkait 17 kematian karena DBD di Jatim, Erwin mengatakan edukasi di masyarakat perlu ditingkatkan kembali. Ia mengimbau Dinkes kabupaten/kota juga turut mensosialisasikan 3M untuk menangkal DBD.
"Edukasi jadi pilihan terbaik, karena DBD itu tidak lepas dari faktor utama nyamuk. Edukasi 3M jadi kunci terbaik. Dimaksimalkan penggunaan fogging atau abate. Indikasi saat ada pasien di situ, untuk membunuh nyamuk dewasa pakai fogging. Sedangkan abate untuk jentik-jentiknya," tandasnya.
(fat/fat)
