Akses enam rumah warga di Dusun Karangwaru RT 03/RW 10, Kelurahan Candirenggo, Singosari, Malang, tertutup tembok beton perumahan. Warga pun kerja bakti membuat akses jalan baru.
Jalan baru dibuat swadaya agar warga terdampak memiliki akses keluar masuk. Ada enam rumah warga yang kehilangan akses keluar masuk karena berhimpitan dengan pagar beton perumahan Grand Village itu.
Akses baru tersebut harus membobol dinding rumah salah satu warga. Lubang berdiameter kurang dari satu meter dibuat. Untuk mencapai jalan besar, enam pemilik rumah harus menelusuri jalan baru itu sejauh kurang lebih 100 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Subandi (50), salah satu warga terdampak terpaksa harus menjebol dinding teras sebelah kanan rumahnya. Dia membuat jalan yang sekiranya cukup untuk keluar masuk motornya. Saat didatangi, Subandi terlihat tengah membuat akses jalan baru dengan menjebol dinding samping teras rumahnya.
Dengan hati kesal, Subandi terus menggerutu mengapa pihak perumahan tega menutup akses jalan rumahnya. Selama ini memang enam warga terdampak pagar beton perumahan memanfaatkan kompleks perumahan sebagai jalan keluar masuk.
"Biasanya lewat perumahan ini, kan rumah saya menghadap ke sini (perumahan). Sudah 10 harian pagar ini didirikan. Dan ini memang tanahnya perumahan. Bukan menyerobot," ujar Subandi saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (24/1/2022).
Ketua RW10 Dusun Karangwaru, Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Abdul Rodjak mengungkapkan pengembang perumahan Grand Village Singosari itu baru, dan mulai beroperasi sejak 2015 lalu.
Rodjak sempat menanyakan perihal pembangunan tembok ini melalui kelurahan dan kecamatan. Namun, solusi hingga pagar beton tersebut terbangun tidak jelas.
"Ya buntu, akhirnya ya sampai dibangun mas. Sempat ketemu sama Bu Lurah dan Camat, tapi ya gitu temboknya ya tetap dibangun," tutur Rodjak.
(iwd/iwd)