Anggota DPR RI Sarmuji yang juga maju dari DPR RI Dapil Jatim VI menilai pernyataan Arteria Dahlan bukan representasi dapil, apalagi Jatim.
"Pak Arteria sudah minta maaf, saya berharap persoalan ini cepat selesai. Saya prihatin dengan pemberitaan yang mengaitkan pernyataan Arteria dengan dapil. Saya berharap ini tidak berkembang lebih luas. Hal ini bisa membahayakan kalau dianggap merepresentasikan dapil apalagi Jatim," ujar Sarmuji saat ditemui awak media di Kantor DPD Golkar Jatim, Surabaya (21/1/2022).
Pria yang juga Ketua DPD Golkar Jatim ini mengatakan penggunaan bahasa lokal dalam sebuah kegiatan formal sudah menjadi kebiasaan. Hal itu sah-sah saja, terkadang dengan membubuhi bahasa lokal, formalitas menjadi lebih cair dan suasana menjadi gayeng.
"Memakai bahasa lokal dalam kegiatan formal bisa memecah kesan formalitas dan membuat suasana menjadi lebih cair. Dan itu sah-sah saja dan tidak ada masalah," ungkap Sarmuji.
Sarmuji yang juga berasal dari dapil yang sama dengan Arteria mengungkapkan bahwa masyarakat Kediri, Blitar, dan Tulungagung menjunjung tinggi toleransi antar warga. Tidak ada kekacauan yang ditimbulkan akibat perbedaan bahasa maupun cara.
"Warga Dapil VI Blitar, Kediri, dan Tulungagung dikenal guyub dan menjunjung tinggi toleransi. Banyak warga luar komunitas Jawa yang mencari kehidupan di dapil VI begitu pula sebaliknya banyak warga Jawa Timur yang mencari penghidupan di Sunda tetapi mereka hidup berdampingan dan saling melengkapi dan membutuhkan," tegas Sarmuji.
Untuk itu Anggota Komisi XI DPR RI tersebut, mengimbau untuk tidak membesarkan dan menyeret komunitas lain ke dalam arus yang memperuncing perbedaan.
"Masalah ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita ambil hikmahnya agar kita semakin peka terhadap keberagaman bangsa Indonesia, mereka sudah hidup harmonis sebagai warga negara Indonesia," pungkasnya.
(iwd/iwd)