.webp)
Pembangunan Solo Safari fase kedua telah selesai. Mulai dari penambahan satwa, floating resto, hingga kandang burung raksasa atau Aviary hadir menawarkan pengalaman baru bagi para pengunjung.
Pembangunan Solo Safari yang termasuk ke dalam 17 titik prioritas pembangunan Wali Kota Solo itu sudah menyelesaikan tahap keduanya. General Manager Solo Safari, Shinta Adithya mengatakan, pembangunan fase kedua memakan waktu kurang lebih tiga bulan. Mulai September-Desember 2023.
Ada beberapa penambahan satwa hingga fasilitas baru yang bisa dicoba para pengunjung. Seperti penambahan hewan lutung dan unta yang bisa diberi makan di Primate Island, hingga Aviary raksasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini Aviary satu-satunya yang paling besar di Jawa Tengah untuk saat ini, dan itu menjadi daya tarik tersendiri karena pengunjung bisa berinteraksi dengan burung-burung lebih dekat dan juga berfoto di belakangnya ada air terjunnya," kata Shinta kepada awak media di Solo Safari, Sabtu (13/1/2024).
Saat berkunjung ke Aviary, pengunjung bisa berinteraksi sekaligus berfoto dengan beragam jenis burung seperti rangkong badak dan kakatua goffin. Beberapa burung yang terancam punah seperti kakaktua jambul kuning juga bisa disaksikan di Aviary yang kini sudah dibuka itu.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan kuda nil dengan berbagai ukuran, buaya, hingga berinteraksi dengan otter. Melalui lubang kecil di dinding kaca tebal, pengunjung bisa memberi makan bahkan bersalaman dengan para otter.
"Kemudian ada harimau bengal, bengal tiger. Ini juga menarik karena pengunjung bisa menyaksikan harimau-harimau tersebut di area exhibit yang mana ada air terjunnya juga," ungkap Shinta.
 Suasana di Solo Safari, Solo, Sabtu (13/1/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng |
Pengunjung bisa menyaksikan aktivitas dua hewan asli India melalui dinding kaca tebal. Nantinya, pengunjung bahkan bisa merasakan pengalaman memberi makan harimau tersebut.
"Kemarin mungkin sempat dilaunching juga di bulan November-Desember itu adalah satu-satunya wahana yang melayang di atas satwa-satwa habitat Afrika, namanya adalah Savana Zipline. Itu satu-satunya yang ada di Indonesia dan di Taman Safari Indonesia, adanya di Solo," terang Shinta.
Dengan membayar Rp 35 ribu sekali jalan dan Rp 50 ribu untuk bolak-balik, pengunjung bisa menaiki wahana itu sambil melihat satwa-satwa Afrika dari ketinggian 5-10 meter.
 Suasana di Solo Safari, Solo, Sabtu (13/1/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng |
Tak hanya itu, Solo Safari kini juga memiliki Bengawan Floating Resto yang menyajikan makanan dengan pemandangan danau yang memukau. Suasana pun terasa teduh di restoran yang mengusung konsep seafood grill tersebut.
"Pengunjung bisa menikmati makan di pinggir danau yang mengalir ke Bengawan Solo. Tempat ini selain teduh, nyaman, gitu ya. Pengunjung juga bisa berinteraksi dengan burung pelikan dan black swan nanti," terang Shinta.
Namun jangan khawatir, bagi pengunjung yang memiliki alergi terhadap makanan laut atau seafood, tersedia pula menu lain seperti penyetan.
"Yang pasti kita bisa makan dengan suasana sejuk di tengah pohon-pohon yang rindang," imbuhnya.
(rih/rih)
