Balon Udara Tambat, Pelestari Tradisi Nan Ramah Penerbangan di Pekalongan

Balon Udara Tambat, Pelestari Tradisi Nan Ramah Penerbangan di Pekalongan

Robby Bernardi - detikJateng
Minggu, 05 Nov 2023 17:15 WIB
Festival balon udara di Stadion Hoegeng, Kota Pekalongan, Sabtu (29/4/2023).
Ilustrasi. Festival balon udara di Stadion Hoegeng, Kota Pekalongan, Sabtu (29/4/2023). (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Pekalongan -

Balon udara liar marak mengudara di langit Pekalongan terutama tiap bulan Syawal. Menekan jumlah balon liar yang membahayakan lalu lintas penerbangan ini, AirNav menawarkan solusi yang relatif aman yakni menambatkan balon-balon udara tersebut.

Junior Manager, Perencanaan dan Evaluasi TJSL Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), Mario Hendrawan, mengungkap di tahun 2023 laporan balon udara liar di wilayah Pekalongan berkisar 20-30 balon liar.

"Di tahun 2023 saat Syawalan, memang turun cukup signifikan. Ada 20-30 laporan. Harapannya sih di tahun 2024 mendatang terus menurun dan tidak ada lagi," ungkapnya saat mengukuhkan komunitas balon udara di Kabupaten Pekalongan, Minggu (5/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya kemudian menggandeng komunitas balon udara tersebut, untuk mencari jalan tengah. Solusi yang tengah dirintis adalah balon udara tambat.

"Di udara Pekalongan, paling banyak laporannya (balon liar) di setiap Lebaran atau Syawalan. Untuk itu, kita lakukan langkah-langkah ini, agar kita tidak menghilangkan budaya, namun tetap memperhatikan keselamatan penerbangan, dengan cara membentuk komunitas balon udara tambat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Komunitas balon udara tambat di Kota dan Kabupaten Pekalongan, diharapkan menjadi media komunikasi, edukasi, pada masyarakat luas, tentang bahaya balon udara yang diterbangkan secara liar.

Suasana pengukuhan pengurus komunitas pecinta balon kabupaten Pekalongan, di Kali Paingan, Minggu (05/11/2023).Suasana pengukuhan pengurus komunitas pecinta balon kabupaten Pekalongan, di Kali Paingan, Minggu (05/11/2023). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Sementara itu, di lokasi yang sama, Asisten II Pemkab Pekalongan, Wahyu Kuncoro, mengakui di tahun sebelumnya pihaknya juga mendapatkan komplain dari para pilot terkait temuan balon udara yang menganggu arus lalu lintas penerbangan dan membahayakan.

"Yang selama ini menjadi sorotan dan cukup menonjol di AirNav, maupun maskapai penerbangan terkait balon udara liar, harapan kita bisa ditekan dan diatasi," ucap Wahyu Kuncoro.

Namun demikian, tidak dipungkirinya pelepasan balon udara sudah menjadi budaya Pekalongan saat Lebaran maupun Syawalan. Pihaknya tidak melarang, namun harus beradaptasi dengan kondisi saat ini, di mana langit Pekalongan merupakan jalur sibuk penerbangan.

"Balon sendiri sebagai unsur budaya tidak akan dihilangkan, namun harus diadaptasikan kembali, seperti dengan cara ditambatkan. Nah dengan seperti ini, kita tetap memelihara budaya namun tidak membahayakan penerbangan," ungkapnya.

"Balon udara tidak ditinggalkan, dengan cara ditambat, namun juga menjadikan event sebagai wisata tahunan yang bisa menarik perhatian, apalagi selama beberapa hari kemarin pecinta balon juga telah diajari bagaimana melakukannya, membuat balon yang cantik dan menarik," tambah Wahyu.

Untuk diketahui, di wilayah Kabupaten Pekalongan, pecinta balon ditemukan di sejumlah wilayah yakni di Kecamatan Karangdadap, Kedungwuni, Buaran, Tirto, dan Buaran.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads