.webp)
Pemerintah Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang menggelar upacara memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan Indonesia. Upacara di lereng Gunung Andong itu dilangsungkan dengan menggunakan bahasa Jawa dan iringan dengan gamelan Jawa.
Upacara digelar di panggung yang akan dipakai sebagai panggung utama Festival Lima Gunung (FLG) XXII di Dusun Sudimoro, Kamis (24/8/2023). Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Mantep Sudarsono.
Tampak komandan upacara memakai baju adat Jawa. Kemudian ada komandan bregada terdiri dari perwakilan Tarian Soreng, Warok, Topeng Ireng, dan Mayoret Drumband.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta memasuki lokasi upacara dengan diiringi gamelan Jawa dan drumband. Meski terik matahari menyengat, terlihat tak menyurutkan peserta dan warga mengikuti upacara hingga usai.
Usai upacara, Mantep mengapresiasi warga Desa Baleagung yang menyelenggarakan upacara dengan bahasa Jawa.
"Kalau perayaan ini dikemas dengan bahasa Jawa berarti warga di sini masih mau melestarikan adat budaya dan tradisi Jawa. Saya merasa senang, nyaman dengan situasi seperti ini," kata Mantep kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).
 Upacara memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, di lereng Gunung Andong, Kamis (24/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng |
Selain upacara, warga desa di kecamatan yang berada di wilayah paling timur Kabupaten Magelang juga menampilkan pentas seni, termasuk bakal menjadi tuan rumah Festival Lima Gunung.
"Hari ini agendanya selain upacara, ada pentas kesenian (dari dusun-dusun di Baleagung). Harapan saya ini mengangkat nama baik Kecamatan Grabag," imbuh Camat Grabag, Sri Utari.
Sementara itu Kepala Desa Baleagung, M Sholikin mengatakan upacara bendera didesain dengan bahasa Jawa yang bertujuan untuk nguri-uri. Desa Baleagung terdiri dari 10 dusun dan yang ikut upacara dan karnaval sebanyak 1.850 orang. Mereka mengikuti upacara dengan memakai kostum penari maupun pakaian adat Jawa.
Setelah upacara selesai, dilangsungkan pentas kesenian yang ditampilkan dari masing-masing dusun.
"Saya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dusun kami. Saat ini saya merasakan kesuksesannya dan menjadi kebanggaan kami. Inilah wujud pertama kali, kami mewujudkan seni ini dipadukan," kata Sholikin terkait upacara HUT RI berbahasa Jawa dan pemilihan lokasi yang bakal jadi panggung utama Festival Lima Gunung besok.
(rih/aku)
