Pohon Ketapang Keramat Pantai Sembukan Wonogiri, Kerap Jadi Tempat Ritual

Pohon Ketapang Keramat Pantai Sembukan Wonogiri, Kerap Jadi Tempat Ritual

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Sabtu, 05 Nov 2022 11:42 WIB
Pohon Ketapang yang dikeramatkan di Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri. Foto diambil Jumat (4/11/2022).
Pohon Ketapang yang dikeramatkan di Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri. Foto diambil Jumat (4/11/2022). (Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Wonogiri -

Pantai Sembukan merupakan salah satu tempat wisata ritual di Kabupaten Wonogiri. Sejumlah mitos atau kepercayaan yang berkaitan dengan supranatural masih kental di pantai yang berlokasi di Dusun Kranding, Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito itu.

Di kawasan pantai itu ada sebuah pohon tua yang dikeramatkan oleh masyarakat. Pohon itu berada di sebelah timur pesanggrahan, tepatnya di area pelataran Pantai Sembukan.

Pohon bercabang tiga itu dipagari tembok berwarna merah dan kayu berwarna kuning. Ketiga batangnya sebagian diselimuti kain putih dan masih berdiri kokoh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesepuh sekaligus Kepala Desa Paranggupito Dwi Hartono mengatakan pohon yang dikeramatkan itu sudah berusia ratusan tahun. Sehingga masyarakat mengeramatkan pohon tersebut.

"Namanya pohon ketapang. Ini pohon paling tua di sini. Bisa dikatakan pohon paling pertama di kawasan ini," kata dia kepada detikJateng, Jumat (4/11/2022).

ADVERTISEMENT

Menurut dia, ada sejumlah kepercayaan yang diyakini masyarakat terkait keberadaan pohon tersebut. Jika tidur di kawasan Sembukan, posisinya tidak boleh diarahkan ke pohon tersebut. Terlebih saat buang hajat.

Sebab hal itu bisa membuat celaka. Pasalnya dulu ada orang yang melalukan hal itu dan berujung kejadian yang di luar nalar.

"Saat ini masih diyakini juga tentang legenda itu. Karena hingga sekarang pohon itu masih dilestarikan. Sekitar tiga bulan lalu pohonnya diberi sabuk kain putih. Jika untuk ritual disitu ada perdupaan dan lain sebagainya," ungkap dia.

Dwi mengatakan, berdasarkan cerita juru kunci pertama Pantai Sembukan sekaligus kepala desa saat itu, Mbah Marto Suparno, di pohon itu dihuni penguasa pinggiran pantai selatan. Sehingga pohon ketapang itu ada penunggunya.

"Bagi yang pernah ritual khusus dan bisa melihat, di pohon itu ada wujud naga kencana atau naga emas. Kemudian ada sosok orang hitam tinggi besar," ujar Dwi.

Selain pohon ketapang yang dikeramatkan, kata Dwi, masih ada mitos lain yang ada di Pantai Sembukan. Pengunjung pantai tidak diperkenankan memakai pakaian hijau saat ke Sembukan. Sebagian orang masih meyakini jika hal itu dilakukan bisa berakibat celaka.

"Ya memang untuk hadir di pantai ini harus mengutamakan kebaikan. Yang buruh harus kita cegah. Jika masih dilakukan justru ritual yang dilakukan di sini bisa membuat celaka. Hati kita harus bersih dan niat tertuju kepada Allah. Di sini tempat khusus yang ada keistimewaannya," kata Dwi.




(aku/aku)


Hide Ads