Gubernur Bali I Wayan Koster mengajak warga mendoakan Timnas Israel dicoret dari Piala Dunia U-20. Hal ini sebagai bentuk menuntut keadilan usai FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Saya mengajak masyarakat Bali mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima detikBali, Kamis (30/3/2023).
Koster menyebut seharusnya FIFA lebih adil untuk menerapkan sanksi terhadap Israel seperti yang dilakukan terhadap Rusia. Seperti diketahui Rusia disanksi karena serangan militernya ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama dengan sikapnya ketika mencoret Timnas Rusia dalam Kejuaaran Dunia FIFA Tahun 2022 di Qatar," ungkap politikus PDIP tersebut.
Penolakan terhadap Israel, kata Koster, juga sesuai dengan amanat UUD 1945 yang dipegang teguh oleh presiden pertama Soekarno.
"Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," tegasnya.
FIFA Coret Indonesia Jadi Tuan Rumah
Sebelumnya, FIFA mengumumkan mencoret Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu (29/3) kemarin. Hal ini disampaikan FIFA setelah ada pertemuan dengan PSSI di Doha, Qatar.
Namun, FIFA tidak menjelaskan dengan rinci apa alasan pembatalannya. Hanya kata-kata 'mengingat situasi saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023'.
Gelombang penolakan terhadap Timnas Israel pun dipantau FIFA. Hingga akhirnya berimbas dibatalkannya drawing di Bali.
Selain penolakan terhadap Timnas Israel, muncul kabar pembatalan ini terkait Tragedi Kanjuruhan. Namun, hal ini sudah dibantah oleh Waketum PSSI Zainudin Amali.
"Nggak ada hubungan dengan Kanjuruhan, bahkan FIFA ketika itu datang menyatakan prihatin dan membantu kita mentransformasi serta ada tim yang datang," tegas Amali di Jakarta.
Sedianya, Piala Dunia U-20 ini digelar di enam provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Namun, Koster mengawali penolakan kedatangan timnas Israel dengan menyurati Menpora. Saat itu Koster beralasan kebijakan politik Israel terhadap Palestina tak sesuai dengan kebijakan politik Pemerintah Indonesia.
"Yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius politik regional," terang Koster dalam surat beredar bernomor T.00.426/11470/SEKRET yang dikirimkannya pada Selasa (14/3).
(ams/aku)