Pildun U-20 Batal di Indonesia, PSSI Jateng: Jangan Nyari Kambing Hitam

Pildun U-20 Batal di Indonesia, PSSI Jateng: Jangan Nyari Kambing Hitam

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 30 Mar 2023 15:27 WIB
Warga berjalan di dekat papan promosi Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 di kawasan GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah untuk gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang.
Papan promosi Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 di kawasan GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Semarang -

Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi sangat kecewa dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Persiapan yang dilakukan sejak 2019 dan batal ketika sudah di depan mata membuatnya tak bisa berkata-kata lagi.

"Karena World Cup ini kan sudah kami persiapkan jauh-jauh hari dari 2019 dan itu nggak main-main sudah menghabiskan banyak uang dan tenaga, pikiran, luar biasa. Aduh," ujar Yoyok saat dihubungi, Kamis (30/3/2023).

Pada waktu itu, lanjutnya, para kepala daerah yang wilayahnya menjadi venue pertandingan juga bersepakat untuk mendukung Piala Dunia U-20. Meski begitu, Yoyok enggan berkomentar terkait penolakan terhadap Timnas Israel oleh kepala daerah di Jateng dan Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua kepala daerah yang menjadi tuan rumah itu kan menandatangani nota kesepakatan. Di dalam nota kesepakatan itu kan satu bunyinya kalau nggak salah menjamin keamanan, lalu mendukung infrastruktur dan lain sebagainya. Itu di situ tanda tangan semua kok. Artinya menyetujui, belakangan ini Israel lolos kok ditolak," ujarnya.

Yoyok menilai itu hanya salah satu faktor terkait gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah. Di balik itu, kemungkinan banyak hal yang memang harus dibenahi di persepakbolaan Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kalau dilihat dari kesiapannya, segi infrastruktur siap sih cuma kalau dilihat dari alasan FIFA itu kan kita dianggap nggak siap dari secara keseluruhan. Kalau dilihat dari suratnya tadi. Pengumuman resminya itu intinya Indonesia itu belum siap," jelas Yoyok.

Karena itu, dia meminta pemerintah bertanggung jawab terkait nasib para calon pemain Timnas Indonesia di ajang tersebut. Dia tidak ingin ada yang dikambinghitamkan terkait hal itu.

"Pemerintah harus tanggung jawab. Jangan cuma nyari kambing hitam, contoh, begitu dihukum FIFA, Timnas Indonesia tidak bisa berlaga di luar negeri. Gimana itu nasib anak-anak itu. Kedua, kita dihukum FIFA nggak boleh menggelar kompetisi. Bagaimana itu nasib pelaku sepakbola? Makan pakai apa dia. Itu Pemerintah harus tanggung jawab, jangan lepas tangan," ucap Yoyok.

Terlebih untuk para calon pemain yang kehilangan karena Indonesia tak menjadi tuan rumah. Menurutnya, merekalah yang paling sakit hati. Yoyok yang juga anggota DPR Komisi X ini akan memperjuangkan agar pemerintah bertanggung jawab.

"Soalnya untuk anak-anak itu disemangati mereka sudah hancur lebur. Tidak ada kata-kata yang bisa ngobati sakit hati mereka. Saya juga kalau mau berpesan-berpesan apa. Saya cuma bisa bantu mereka dengan mendorong pemerintah agar bertanggung jawab," pungkasnya.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads