.webp)
Timnas Israel mendapatkan penolakan berlaga di Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemnepora) bakal menyerahkan hal itu ke FIFA.
Penolakan itu datang dari warga Kota Solo yang menganggap Israel sebagai negara penjajah. Sementara konstitusi Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 melakukan perlawanan bagi penjajah.
Deputi 3 Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Raden Isnanta mengatakan, dalam Piala Dunia U-20, FIFA merupakan pihak pengambil keputusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita serahkan kepada panitia, karena panitia dari FIFA," kata Isnanta saat ditemui di Balai Kota Solo, Rabu (8/3/2023).
Dia menuturkan Kemenpora dan pemerintah hanya sebagai penyedia fasilitas penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Sehingga hal-hal yang sifatnya teknis seperti kepesertaan menjadi tanggung jawab FIFA.
Dia meminta agar tidak mengkaitkan olahraga dengan urusan politik. "Keputusan di FIFA. Pemerintah tidak intervensi terhadap keputusan FIFA," ujarnya.
Terkait kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Isnanta menuturkan masing-masing daerah yang didapuk menjadi penyelenggara sudah siap. Fasilitas stadion terus dibenahi sesuai arahan FIFA.
"Tinggal waktu, hal teknis sudah ditangani FIFA bersama PSSI. Hingga saat ini penilaian FIFA positif. FIFA rutin datang karena saat ini ngantor di Jakarta," ucapnya.
Stadion yang ditunjuk untuk Piala Dunia U-20 seperti Stadion Manahan Solo saat ini masih ditutup untuk umum. Aktivitas olahraga, hiburan, dan lainnya dilarang diselenggarakan di Stadion Manahan hingga gelaran Piala Dunia U-20 selesai.
Namun, Stadion Gelora Bung Karno (GBK) diagendakan akan menggelar konser girlband asal Korea Selatan BLACKPINK pada 11 Maret mendatang.
"Semoga itu konser terakhir. Boleh, tidak boleh (konser) itu FIFA, PUPR bagiannya membangun memenuhi konsep FIFA," pungkasnya.
(ams/aku)
