PSS Sleman gagal meneruskan tren kemenangan setelah kalah dari Persikabo 1973. Dalam lanjutan BRI Liga 1 2021/2022 pekan ke-27, Kamis (24/2) sore, Super Elja kalah dengan skor 2-0.
Pelatih PSS Sleman I Putu Gede Swi Santoso kecewa dengan permainan yang ditunjukkan oleh para pemainnya. Padahal pada babak pertama, Laskar Sembada mendominasi permainan.
Namun, sayang di babak kedua mereka justru kebobolan dua gol. Pria kelahiran Surabaya itu melihat Wanderuiz dkk tak punya fighting spirit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan fighting spirit yang hilang dari para pemain, terutama di babak kedua," kata Putu Gede, Jumat (25/2/2022).
Faktor lain yang membuat PSS gagal mengejar ketertinggalan lagi-lagi soal mental. Selain itu, konsentrasi pemain juga buyar di babak kedua.
"Faktornya kurang konsentrasi dan kembali lagi ke ke mental," tegasnya.
Organisasi permainan PSS sepanjang babak kedua, lanjutnya, juga sangat kacau. Build up play yang biasanya jadi sistem permainan tidak nampak. Pemain pun seperti kebingungan dalam mengalirkan bola dan memilih long pass sehingga mudah kehilangan bola.
"Karena tadi nggak ada komunikasi dari para pemain, suaranya juga nggak ada. Saya baru kali ini pegang tim, bermain nggak ada suara dari para pemain," katanya.
"Cuma kalau dalam pertandingan (lawan Persikabo) kita nggak ada komunikasi. Saya lihat (pemain) blank semua. Saya kira ini harus dirubah karena setiap individu mesti punya kemauan, fighting spirit untuk mengalahkan situasi lapangan, (cuaca) panas harus dikalahkan, itu dulu," pungkasnya.
(ahr/ahr)