Ada Jokowi Effect di Balik Kemenangan Luthfi-Yasin Gempur Kandang Banteng

Pilkada Jawa Tengah

Kenali Kandidat

Ada Jokowi Effect di Balik Kemenangan Luthfi-Yasin Gempur Kandang Banteng

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Kamis, 28 Nov 2024 12:11 WIB
Ahmad Luthfi
Ahmad Luthfi. Foto: dok. Istimewa.
Semarang -

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 02 Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul versi hitung cepat dari lawannya nomor urut 01 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Hendi. Terkait hasil ini pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman, menyebut ada Jokowi effect di balik keberhasilan Luthfi-Yasin mengamankan suara di Jawa Tengah yang dikenal sebagai kandang banteng ini.

"Melihat hasil hitung cepat Pilgub Jawa Tengah, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dapat dipastikan menjadi pemenang. Dengan rentang selisih suara lebih dari 10 persen sebagaimana misalnya quick count Kompas, Indikator, LSI , Charta Politika dan SMRC," kata Wahid dalam keterangannya kepada detikJateng, Kamis (28/11/2024).

Berdasarkan observasi yang dilakukan Wahid selama proses Pilgub Jateng 2024, setidaknya ada enam faktor determinan sebagai penopang kemenangan Paslon 02 itu sehingga lebih unggul dari Paslon 01. Faktor pertama yaitu efek kandidat atau candidate attractiveness. Luthfi memiliki citra sebagai figur purnawirawan polisi yang dekat dengan rakyat dan empati yang ditunjukkan selama kampanye bertemu dengan masyarakat berbagai profesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedekatan dan empati ini didukung dengan komunikasi yang njawani. Tentu efek kandidat dan keunggulan ini bersifat komparatif (comparative advantage), sebab banyak pula pemilih yang tertarik dengan Paslon 01 karena figur Andika Perkasa atau Hendar Prihadi (Hendi) dengan persepsi yang sama terhadap Ahmad Luthfi. Bahkan untuk aspek tertentu seperti kinerja dan pengalaman mengelola birokrasi Hendar Prihadi relatif lebih unggul," jelasnya.

Paslon 02 juga memiliki efek kandidat dari calon wakil gubernurnya yaitu Gus Yasin sebagai representasi santri. Wahid menjelaskan citra Yasin sebagai santri yang rendah hati (tawadu'), sederhana, pengalaman ngopeni pesantren, dan bersih.

ADVERTISEMENT

"Sebagai kandidat, Taj Yasin memiliki daya tarik religiusitas secara absolut dibandingkan figur lain sehingga mampu memperkuat positioning Paslon 02 khususnya di mata pemilih santri," tegasnya.

Dia juga menilai isu-isu yang datang menerpa Paslon 02 seperti kasus Sambo ternyata tidak berdampak signifikan. Kemudian faktor kedua yaitu eksistensi jaringan relawan seperti jaringan kiai-santri dan relawan Jokowi-Prabowo.

Di sejumlah daerah seperti Rembang, Jepara, Kudus, Demak, dan Brebes, jaringan alumni Sarang begitu masif dan kokoh. Termasuk dengan alumni pesantren lainnya seperti Lirboyo dan Tegalrejo. Peran Taj Yasin sebagai aktor sentral jaringan menjadi sangat penting, sebagai repetisi Pilgub 2018. Demikian halnya dengan jaringan santri yang dirajut oleh aktor-aktor dari kalangan Nahdliyyin berjalan cukup efektif.

"Keberadaan Gus Umar sebagai ketua tim pemenangan Paslon 01 memang relatif mampu menembus sejumlah pesantren, namun demikian upaya tersebut tidak bisa berjalan secara masif. Peran elektoral jaringan santri semakin kuat ketika Paslon 02 menutup masa kampanye dengan doa bersama di Simpang Lima Semarang," katanya.

Jokowi Effect Dongkrak Elektabilitas Luthfi-Yasin

Faktor ketiga adalah Jokowi dan Prabowo effect hal itu terlihat ketika elektabilitas kedua paslon relatif berimbang sebagaimana hasil survei sejumlah lembaga pada pertengahan hingga akhir Oktober. Namun pada minggu kedua November elektabilitas mulai kembali melebar.

"Show of force dukungan Jokowi melalui pawai bersama Paslon 02 di sejumlah wilayah seperti Purwokerto, Klaten, Blora, Tegal, dan Grobogan memberikan efek positif signifikan," tegasnya.

Kemudian faktor yang keempat, kata Wahid, adalah peran partai pengusung sebagai mesin politik. Menurutnya, dukungan dari Gerindra, PKB, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, PSI, PKS, NasDem, Gelora, Partai Buruh, PBB, dan Perindo tidak sepenuhnya diikuti pergerakan anggota di level terbawah. Namun setidaknya Gerindra, PKB, Golkar, PPP, dan PKS yang nampak masif hingga level terbawah.

"Selama masa kampanye, nampak jelas bagaimana Sudaryono aktif melakukan roadshow untuk mengkonsolidasi struktur dan kader Gerindra. Demikian juga yang dilakukan Gus Yusuf bersama PKB di berbagai kabupaten/kota. Termasuk kampanye Bahlil Lahadalia untuk memacu pergerakan Partai Golkar dan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN," katanya.

"Dia juga menjelaskan, berbeda dengan Paslon 02, dalam perspektif kepartaian, mesin partai Paslon 01 pada dasarnya sudah berjalan sangat efisien dan efektif. Hal itu nampak dari perolehan suara Paslon 01 yang lebih besar jika dibandingkan dengan perolehan suara PDI Perjuangan. Dalam waktu singkat elektabilitas Paslon 01 bisa mencapai lebih dari 40 persen. Ibarat speed boat, yang mampu melaju dengan cepat namun tidak mampu menahan tinggi dan besarnya gelombang, " imbuh dosen departemen politik pemerintahan FISIP Undip itu.

Kelima adalah faktor politik programatik dengan program-program populis. Dalam debat Pilgub Jateng, menurut Wahid Paslon 02 memaparkan program yang memiliki daya tarik elektoral antara lain pemenuhan asuransi kesehatan gratis bagi masyarakat miskin di tahun pertama.

Kemudian mengenai subsidi pangan murah, kemudahan mendapatkan pupuk bersubsidi bagi petani dan solar bagi nelayan, peningkatan BOS daerah untuk madrasah aliyah, peningkatan insentif bagi guru madin dan sekolah keagamaan, desalinasi air laut, peningkatan TPP bagi ASN, hingga kartu zilenial dengan berbagai akses program bagi generasi Z dan milenial.

"Program populis ini memiliki efek terhadap elektabilitas Paslon 02 setidaknya di level pemilih rasional. Terlebih ketika kemudian diperkuat dengan komitmen kesebangunan dengan program pemerintah pusat seperti penghapusan utang bagi UMKM, petani, nelayan dan insentif bagi petani milenial," jelas mahasiswa Doktoral Goethe University Frankfurt Jerman itu.

Keenam, atau faktor terakhir adalah faktor berkah dari pola partner dan tandem dengan calon bupati-wakil bupati dan calon wali kota-wakil wali kota. Mereka menjadi juru kampanye sekaligus mesin politik bagi Paslon 02.

"Di sejumlah daerah bahkan Paslon 02 ikut dikampanyekan oleh lebih dari satu paslon misalnya saja di Kabupaten Pati, Kota Salatiga, dan Kabupaten Rembang," tegasnya.

Dengan kemenangan Luthfi-Yasin maka masyarakat perlu mengawal janji-janji seperti dalam ungkapan-ungkapan yang diucapkan Luthfi dalam debat, salah satunya jargon 'Ngopeni lan Nglakoni'.

"Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerta raharja, inilah yang perlu kita nanti dan kawal ke depan. Menunaikan apa yang telah dijanjikan untuk mewujudkan Jawa Tengah maju dan berkelanjutan, ngopeni lan ngelakoni," katanya.


Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads