Mangkunegara X Mundur Pilkada Solo, Pakar: Segala Kalkulasi Runtuh Seketika

Pilkada Jawa Tengah

Kenali Kandidat

Mangkunegara X Mundur Pilkada Solo, Pakar: Segala Kalkulasi Runtuh Seketika

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 29 Agu 2024 11:17 WIB
Mangkunegara X ditemui di Pasar Burung Depok, Solo, Rabu (10/6/2024).
Mangkunegara X ditemui di Pasar Burung Depok, Solo, Rabu (10/6/2024). (Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng)
Solo -

KGPAA Mangkunegara X atau Gusti Bhre mendadak mundur dari pencalonan bakal calon Wali Kota Solo menjelang detik-detik pendaftaran Pilkada 2024 dibuka. Pakar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyebut dinamika ini meruntuhkan segala kalkulasi politik.

Untuk diketahui, sebelumnya enam partai politik (parpol) di Solo yaitu Gerindra, PKS, PSI, Golkar, PKB, dan PAN membangun koalisi besar untuk mengusung pasangan Gusti Bhre dengan Astrid Widayani. Namun, Gusti Bhre memutuskan mundur sehingga dukungan dari partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu berpindah kepada pasangan Respati Ardi dan Astrid Widayani.

"Mundurnya Gusti Bhre itu mengubah konstelasi politik lokal dalam Pilkada Surakarta mendatang yang nantinya menjadikan segala prediksi, kalkulasi dan asumsi politik yang selama ini terbentuk menjadi runtuh seketika," kata pakar politik UNS Solo, Rezza Dian Akbar, saat dihubungi detikJateng, Rabu (28/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai, hingga kemarin Gusti Bhre tengah memimpin jauh dibanding lawan-lawannya yang kemungkinan maju dalam kontestasi Pilkada Solo. Keputusan Gusti Bhre itu pasti menimbulkan kekecewaan dari berbagai pihak, khususnya para partai yang tergabung dalam KIM Plus.

Kendati demikian, langkah yang diambilnya juga dinilai sebagai langkah paling ideal demi kestabilan dan keharmonisan Puro Mangkunegaran. Terlebih, jika ia maju dengan menyandang status sebagai calon yang dibawa rezim Jokowi.

ADVERTISEMENT

Dengan Gusti Bhre yang dinilai sebagai sosok paling populer untuk maju menjadi cawalkot, Rezza menilai Pilkada Solo akan semakin dinamis dan tak tertebak. Gebrakan dari masing-masing partai pengusung dapat berpengaruh besar dalam mendulang suara para kandidat.

Hingga kini, nama yang muncul untuk maju di Pilkada Solo menggantikan Gusti Bhre yakni Respati Ardi yang merupakan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, berpasangan dengan Rektor Universitas Negeri Surakarta (Unsa), Astrid Widayani.

Mereka nantinya diusung enam partai KIM Plus. Gerindra dengan 5 kursi di DPRD Solo, PKS 7 kursi, PSI 5 kursi, Golkar 3 kursi, PKB 2 kursi, PAN 3 kursi, sehingga total mereka memiliki 25 kursi di DPRD Solo.

Sementara nama kandidat usungan DPD PDIP Solo hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, kata Rezza, siapa pun calon dari PDIP dinilai memperoleh peluang dari mundurnya Gusti Bhre yang menjadi pukulan telak bagi parpol pengusungnya.

"Mundurnya Gusti Bhre memberi kesempatan PDIP mengejar ketertinggalan mereka. Kansnya sekarang menjadi lebih hidup, setelah sebelumnya Pilwalkot mendatang hanya formalitas sebelum Gusti Bhre dilantik secara formal," ujarnya.

Menurutnya, kekuatan calon yang diusung PDIP memiliki keunggulan mesin politik yakni fanatisme massa yang ideologis dari para kader dan simpatisannya. Maka menjadi tantangan bagi PDIP untuk kembali merapatkan barisan untuk memenangkan jagoannya, setelah gagal menang di Solo pada Pilpres 2024 lalu.

"Karena menangnya Prabowo-Gibran di Surakarta saat Pilpres 2024 lalu itu menunjukkan fenomena nyata bahwa siapapun yang didukung penguasa memiliki keunggulan," jelasnya.

"Tapi situasi yang sama belum tentu terjadi dengan mudah untuk Respati. Bukan karena Respati merupakan kandidat yang yang akan mudah dikalahkan PDIP, tetapi modal yang dimiliki oleh Respati jelas beda dengan yang dimiliki oleh Gusti Bhre," sambungnya.

Ia menilai, kekuatan KIM Plus vs PDIP yang tadinya 80 berbanding 20, saat Gusti Bhre mundur kini perbandingannya hanya 60:40. Oleh karenanya, dinamika yang muncul selama Pilkada Solo menjadi menarik untuk diamati.

"Apa yang bisa membuat PDIP dan dan calon mereka membalikkan keadaan ada dua sebenarnya, yaitu pertama jika PDIP bisa meningkatkan soliditas dari kehadiran simpatisan, menggerakkan mesin-mesin partai kembali untuk kemudian berjuang ekstra keras," tuturnya.




(aku/rih)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads