5 Ciri-ciri Whipping Cream Cair Sudah Basi dan Tips Menyimpan agar Tahan Lama

5 Ciri-ciri Whipping Cream Cair Sudah Basi dan Tips Menyimpan agar Tahan Lama

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 27 Mei 2025 13:34 WIB
Ilustrasi whipping cream.
Ilustrasi whipping cream. Foto: Freepik
Solo -

Whipping cream cair adalah salah satu bahan dapur serbaguna yang sering digunakan untuk membuat aneka dessert seperti kue, es krim, hingga minuman kopi kekinian. Untuk menghasilkan whipped cream siap pakai, krim cair ini biasanya dikocok menggunakan mixer hingga mengembang dan membentuk tekstur lembut yang kaku. Namun, sebelum dikocok atau digunakan, penting untuk mengenali ciri-ciri whipping cream cair sudah basi agar hasil akhir masakan tidak rusak dan tetap aman dikonsumsi.

Sering kali whipping cream cair tidak langsung habis dalam sekali pakai, apalagi jika hanya digunakan sedikit untuk resep tertentu. Jika tidak disimpan dengan benar, sisa krim cair ini bisa cepat basi meskipun belum melewati tanggal kedaluwarsa. Karena itu, mengetahui cara penyimpanan yang tepat sangat penting agar kualitas dan kesegarannya tetap terjaga lebih lama.

Lalu, bagaimana cara membedakan whipping cream yang sudah basi? Yuk, cari tahu pembahasan lengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Whipping Cream Cair Basi

Dihimpun dari Allrecipes dan Food Republic, berikut ini adalah sejumlah ciri dari whipping cream cair atau heavy cream yang sudah basi.

1. Terdapat Gumpalan atau Mengental Tidak Wajar

ADVERTISEMENT

Whipping cream cair yang masih segar memiliki tekstur yang halus dan cair, meskipun agak kental secara alami. Namun, ketika krim sudah mulai basi, akan muncul gumpalan atau bagian-bagian yang tampak menggumpal, seperti dadih. Perubahan ini menunjukkan adanya proses penggumpalan akibat pertumbuhan bakteri.

Gumpalan ini bukan bagian dari tekstur alami heavy cream, melainkan indikasi bahwa protein di dalam krim telah pecah karena aktivitas mikroorganisme. Bila kita mengocoknya atau mengaduknya dan gumpalan tetap tidak menyatu, itu adalah tanda kuat bahwa krim tersebut sudah tidak layak pakai.

Menggunakan krim dengan gumpalan bisa membuat rasa dan tekstur makanan atau minuman menjadi rusak. Dalam kasus tertentu, konsumsi krim yang sudah menggumpal dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan hingga parah.

2. Mengeluarkan Bau Asam atau Menyengat

Whipping cream yang masih baik akan memiliki aroma lembut, segar, dan sedikit seperti susu. Ketika krim mulai rusak, bau yang muncul akan berubah menjadi asam, menyengat, atau bahkan seperti bau susu basi. Ini menandakan bahwa bakteri telah mulai memfermentasi kandungan laktosa di dalam krim.

Bau asam muncul karena produksi asam laktat sebagai hasil dari proses fermentasi mikroba. Jika Anda membuka tutup kemasan dan langsung mencium aroma tidak sedap atau berbeda dari biasanya, sebaiknya jangan lanjutkan penggunaan. Penciuman adalah salah satu alat paling andal dalam mendeteksi kerusakan produk susu.

Mengabaikan bau yang mencurigakan bisa berujung pada penggunaan krim yang telah terkontaminasi. Meskipun tampilannya masih terlihat normal, bau yang berubah adalah indikator awal bahwa krim sudah memasuki tahap pembusukan mikroba.

3. Warna Menguning atau Berubah dari Putih Alami

Warna heavy cream yang sehat biasanya putih bersih atau putih gading. Jika kita melihat perubahan warna menjadi kekuningan, kecokelatan, atau tampak lebih kusam dari biasanya, itu bisa jadi tanda kerusakan. Warna yang berubah menunjukkan bahwa struktur kimia krim telah terpengaruh oleh bakteri atau oksidasi.

Perubahan warna juga bisa disebabkan oleh krim yang terlalu lama terpapar suhu ruangan atau sinar matahari, yang mempercepat reaksi oksidasi lemak dalam krim. Meskipun belum menggumpal atau berbau, warna yang tidak biasa patut dicurigai sebagai tanda awal krim basi.

4. Terdapat Lapisan atau Busa Aneh di Permukaan

Selanjutnya, whipping cream cair yang masih baik biasanya memiliki permukaan yang rata tanpa gelembung atau lapisan aneh. Jika muncul lapisan berbusa, licin, atau berwarna gelap pada bagian atas, itu adalah pertanda kontaminasi. Lapisan tersebut bisa menjadi koloni awal pertumbuhan jamur atau tanda aktivitas mikroba.

Busa yang muncul secara tidak wajar bisa disebabkan oleh fermentasi dalam kemasan yang terlalu lama terbuka atau karena suhu penyimpanan yang tidak stabil. Hal ini sering terjadi jika krim sering dikeluarkan dari kulkas dan dibiarkan terlalu lama di suhu ruangan.

Mengaduk krim untuk menyembunyikan lapisan ini tidak akan membuatnya aman. Justru sebaiknya lapisan atau busa semacam ini dijadikan alasan untuk langsung membuang krim agar tidak mengontaminasi makanan lain.

5. Tanggal Kedaluwarsa Sudah Terlewati

Meskipun tanggal kedaluwarsa bukan satu-satunya penentu kesegaran, whipping cream yang disimpan tidak konsisten suhunya (sering keluar-masuk kulkas atau dibiarkan lama di luar) bisa basi bahkan sebelum tanggal kedaluwarsa. Jika tanggal pada kemasan sudah lewat dan krim tidak disimpan dengan benar, sebaiknya jangan ambil risiko.

Suhu penyimpanan yang naik turun mempercepat pertumbuhan bakteri dan menyebabkan krim lebih cepat rusak. Hal ini terutama berlaku jika krim sering dikeluarkan dan dibiarkan di meja saat sarapan, misalnya, lalu dimasukkan kembali ke kulkas.

Jika krim sudah melewati tanggal kedaluwarsa dan detikers ragu akan kondisi penyimpanannya, lebih aman untuk membuangnya. Meskipun belum ada tanda visual yang ekstrem, potensi bahaya kesehatan tetap ada dari penggunaan krim yang telah menyentuh batas umurnya.

Tips Menyimpan Whipping Cream Cair agar Tahan Lama

Selanjutnya, berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman Just Spices, All Recipes, dan Food Republic, berikut ini adalah sejumlah cara atau tips yang bisa kita praktikkan untuk menyimpan whipping cream cair supaya lebih tahan lama.

1. Simpan di Bagian Terdingin Kulkas

Whipping cream cair paling baik disimpan di bagian terdalam lemari pendingin, bukan di pintu kulkas. Bagian ini memiliki suhu paling stabil dan dingin, sehingga memperlambat pertumbuhan bakteri yang dapat merusak kualitas krim. Menjauhkan krim dari pintu kulkas juga mencegah paparan suhu yang naik turun setiap kali kulkas dibuka.

Pastikan kemasan whipping cream selalu tertutup rapat setelah digunakan. Udara yang masuk bisa menyebabkan krim cepat basi atau menyerap bau dari bahan makanan lain di dalam kulkas. Jika menggunakan wadah tambahan, pilih yang kedap udara agar kualitas tetap terjaga lebih lama.

2. Gunakan Wadah Kedap Udara

Jika whipping cream sudah dipindahkan dari kemasan aslinya, sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat. Wadah kaca atau plastik food-grade yang kedap udara akan mencegah kontaminasi mikroorganisme dan memperpanjang daya simpan krim.

Penyimpanan dalam wadah kedap udara juga menjaga agar tekstur dan rasa krim tidak berubah. Udara bebas di dalam kulkas bisa membuat permukaan krim kering atau menggumpal, sehingga penggunaannya dalam resep jadi kurang maksimal.

3. Jangan Biarkan Terlalu Lama di Luar Kulkas

Whipping cream cair sebaiknya hanya dikeluarkan dari kulkas saat akan digunakan, lalu segera dikembalikan. Jika terlalu lama berada pada suhu ruang, terutama di atas 20Β°C, pertumbuhan bakteri dapat meningkat drastis dan mempercepat proses pembusukan.

Penggunaan krim yang sudah terlalu lama di suhu ruang bisa menyebabkan rasa asam atau tekstur menggumpal. Untuk menjaga kualitasnya, lebih baik tuangkan secukupnya ke wadah kecil lalu simpan sisanya kembali ke kulkas tanpa menunggu lama.

4. Bekukan Dalam Bentuk Porsi Kecil

Whipping cream cair bisa dibekukan untuk memperpanjang umur simpannya, terutama jika tidak akan digunakan dalam waktu dekat. Cara terbaik adalah menuangkannya ke dalam cetakan es batu atau wadah silikon kecil, lalu bekukan. Ini membuatnya lebih mudah digunakan dalam porsi kecil, misalnya untuk saus atau kopi.

Meskipun krim beku tidak bisa dikocok menjadi whipped cream lagi dengan baik setelah dicairkan, rasanya tetap cocok untuk memasak. Gunakan krim beku ini langsung ke dalam masakan panas atau cairkan perlahan di kulkas semalaman sebelum digunakan.

5. Tambahkan Sedikit Gula Saat Mengocok

Jika whipping cream akan dikocok dan disimpan dalam bentuk krim kocok (whipped), menambahkan sedikit gula dan bahan penstabil (seperti gelatin atau krim penstabil khusus) bisa membantu mempertahankan tekstur. Ini membuat krim tidak mudah mencair kembali setelah disimpan di kulkas atau dibekukan.

Krim kocok yang telah ditambah gula dan penstabil dapat dibekukan dalam bentuk swirl atau gundukan kecil di atas loyang. Setelah beku, krim bisa dipindahkan ke wadah kedap udara dan disimpan di freezer untuk digunakan sebagai topping es krim, kue, atau minuman dingin.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri whipping cream cair sudah basi beserta tips untuk menyimpannya agar lebih tahan lama. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/ams)


Hide Ads