Sawo Raksasa dari Ngiyono Blora, Buahnya Gede-Rasanya Manis Bikin Ketagihan

Sawo Raksasa dari Ngiyono Blora, Buahnya Gede-Rasanya Manis Bikin Ketagihan

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Jumat, 05 Apr 2024 16:22 WIB
Bupati Blora Arif Rohman saat memegang sawo raksasa
Foto: dok. Pemkab Blora
Blora -

Handono Yusuf (27) warga Desa Ngiyono, Kecamatan Japah, Blora telah memanen mamey sapote atau sawo raksasa. Sawo itu berukuran sangat besar dan rasanya manis.

Pohon sawo dia tanam di belakang rumah yang nantinya pohon ini akan dijadikan indukan. Pohon ini baru berusia 4 tahun dan baru panen untuk yang pertama kalinya. Dia mengungkapkan cita rasa mamey sapote lembut dan manis.

"Rasanya sangat manis, dengan tekstur yang lembut. Warna buahnya merah oranye, dengan berat rata rata 1 sampai 3 kilogram per buah," ucapnya saat ditemui detikJateng di rumahnya, Jumat (5/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat detikJateng menyambangi kediamannya, Handono mengatakan sawo raksasa itu ditanam pada tahun 2020. Selain cita rasa yang manis, ternyata tanaman dari Meksiko ini juga bermanfaat bagi kesehatan manusia.

"Selain buahnya yang besar dan cita rasa khas yang manis, dia mamey sapote baik untuk kesehatan terutama untuk pencernaan, kulit dan mencegah resiko anemia," jelas Handono yang juga seorang petani muda ini.

ADVERTISEMENT

Usia panen mulai dari bakal buah dan bisa untuk dipetik membutuhkan 10 bulan. Handono selalu menunggu masa petik yang seusia ibu mengandung.

"Ini seperti bayi di kandungan. Mulai dari pentil (bakal buah) sampai 10 bulan baru bisa dipanen. Pohon ini ditanam 4 tahun yang lalu, ini baru bisa dipanen perdana," jelasnya.

Handono yang juga founder Bumi Tani Soponyono Group tersebut menjelaskan untuk merawat tanaman sawo jumbo selain membutuhkan air yang cukup, juga membutuhkan unsur hara pada tanah yang tinggi.

"Tanah yang cocok ditanam itu memiliki unsur hara yang tinggi dalam bentuk pupuk kandang maupun kompos, kandungan humusnya tinggi. Dan suplai air yang mencukupi," bebernya.

Tanaman ini tidak manja, bisa ditanam dengan model stek maupun cangkok. Sedikit kesulitan ketika kebutuhan air tidak tercukupi saat musim kemarau tiba. Karena sawo ini terbilang rawan terkena busuk akar dan jamur ketika nutrisi tidak terpenuhi.

"Kalau nutrisi terpenuhi maka otomatis tidak terserang hama. Munculnya penyakit kalau nutrisi tidak terpenuhi. Dia (sawo raksasa) ini juga tidak kenal musim asal tercukupi nutrisinya," ucap Handono.

Saat ini dia juga mempersiapkan untuk produksi tanaman perkebunan yang lebih besar. Dia juga telah menanam tanaman hortikultura seperti cabai, terong, semangka, melon. Tanaman pangan seperti padi, jagung dan singkong. Ada pula black sapote, peru sapote, rose sapote dan Australian sapote.

"Kita di sini ada lahan sekitar 1 hektare untuk edukasi. Kita menggarap kebun mulai tahun 2021 saat ini kebun kita siapkan untuk hasil produksi yang lebih besar," bebernya.

Ukuran rata-rata mamey sapote di antara 1 kilogram sampai 3 kilogram. Harga mamet sapote sendiri terbilang mahal. Per kilo mencapai Rp 150 ribu.

"Buahnya bisa mencapai 1 sampai 3 kilogram. Harganya Rp 150 ribu per kilo. Ya saya berharap bisa mencukupi kebutuhan pasar. Karena termasuk buah langka," ucapnya.

Hadiah Mamey Sapote untuk Bupati Arief Rohman

Panen yang pertama kali, Handono tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia memberikan hadiah berupa buah mamey sapote pilihannya kepada Bupati Blora Arief Rohman. Dia ingin orang nomor satu di Blora merasakan lezatnya sawo jumbo tersebut.

"Saya membawa hasil panen ke rumah dinas Bupati Blora, salah satu buahnya mamet sapote. Beliau (Bupati Arief Rohman, red) mencicipi sawo raksasa," jelasnya.

Dia berkunjung ke rumah dinas Bupati Blora saat itu, Selasa (26/3) membawa 2 buah, dengan berat 2 kilogram dan 1,8 kilogram. Dia mengatakan saat itu Arief sempat kaget melihatnya membawa mamey sapote.

"Beliau mencicipi sawo raksasa. Dari situ dia kagum, 'sawo kok seperti ini'. Terus beliau juga bertanya-tanya tentang perkembangan di Desa Ngiyono," kata dia.

Bupati Blora Arief Rohman menerima buah berukuran gede itu. Dia juga sempat mengabadikan momen untuk postingan di akun media sosialnya. Dia sendiri tampak terheran-heran dengan mamey sapote karena ukuran yang super besar.

"Ada yang tahu ini buah apa. Kemarin dapat buah ini dari Desa Ngiyono, Kecamatan Japah, katanya sih sawo. Tapi ukurannya gede, segede sukun," ucap Arief dalam unggahannya di Instagram.

Dia sempat memberikan komentarnya tentang bentuk hingga rasanya. Dia langsung membelah buah mamet sapote dengan pisau kecilnya. Sontak dia kaget karena di dalamnya terdapat biji yang besar pula. Lalu Arief mencicipi dan mengaku rasanya sangat manis.

"Malam ini coba kita belah ya, cicipi. Ternyata isinya seperti ini, warna orange tua, manis, ada sedikit rasa lembut seperti alpukat mentega. Kalian ada yang pernah makan buah ini," jelasnya.

Selain mamey sapote di desa Ngiyono juga terkenal sebagai desa penghasil buah seperti durian, rambutan, matoa, petai, jengkol, dan lain-lain. Desa Ngiyono juga terkenal dengan kawasannya yang subur.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video K-Talk: Merayakan 25 Tahun Karier BoA di Industri K-Pop"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads