Kisah di Balik Es Gosrok Pak Amir Klaten Bertahan Sejak 1957

Kisah di Balik Es Gosrok Pak Amir Klaten Bertahan Sejak 1957

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 01 Okt 2023 09:24 WIB
Es gosrok Pak Amir Klaten. Foto diunggah Minggu (1/10/2023).
Es gosrok Pak Amir Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Warung es gosrok Pak Amir di Jalan Dr Soeharto, Jiwan, Jimbung, Kalikotes, Klaten kini menjadi legenda es jadul. Warung es yang dirintis sejak tahun 1957 itu mampu bertahan hingga kini.

Setiap hari, warung di tepi jalan simpang tiga tersebut ramai oleh pengunjung, terlebih saat musim kemarau. Meskipun berbagai model es dan bermacam merek es bermunculan, es gosrok Pak Amir bergeming dengan mempertahankan keasliannya.

Es gosrok Pak Amir mampu bertahan selama 66 tahun bukan tanpa sebab. Warung es gosrok itu ternyata memiliki sejarah panjang dari jualan keliling antar kampung sampai mendirikan warung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejarahnya sebelum ada warung ini bapak saya keliling. Ini warung buka tahun 1957, saya belum lahir," ungkap Mirmadi (64), pemilik warung kepada detikJateng, Kamis (28/9/2023) lalu.

Es gosrok Pak Amir Klaten. Foto diunggah Minggu (1/10/2023).Es gosrok Pak Amir Klaten. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Mirmadi yang akrab dipanggil Amir itu menceritakan, ayahnya pak Solah berjualan es gosrok keliling. Kadang ayahnya berjualan di lapangan tembak Kecamatan Trucuk.

ADVERTISEMENT

"Dulu jualan keliling sampai lapangan tembak, jualannya dipikul, jalan masih sulit. Harganya dulu baru seketip menurut cerita bapak," tutur Amir.

Ayahnya, jelas Amir, juga berkeliling ke sawah untuk menjajakan es ke petani sebelum mengontrak tempat usaha pada tahun 1957. Setelah ayahnya tidak mampu berjualan, Amir meneruskan usaha es gosrok tersebut.

"Saya meneruskan baru sekitar 10 tahun terakhir. Bapak meninggal baru dua tahun yang lalu," sebut Amir.

Warung es yang dikontrak itu, kata Amir, belum pernah pindah lokasi. Selain itu yang terpenting, kata Amir, resepnya tidak boleh ganti yaitu dengan gula asli.

"Resepnya tidak boleh ganti, harus itu. Dengan gula Jawa dan gula pasir asli, dan langganan bapak itu ada banyak dari Gunungkidul," kata Amir.

Warungnya, imbuh Amir, tidak pernah libur kecuali ada saudara dan tetangga hajatan. Dalam sehari 100 gelas lebih bisa terjual ke pengunjung, termasuk yang dibawa pulang.

"Ya kalau 100 gelas ada sehari, kalau pas ramai. Saat pandemi COVID-19 juga tidak libur, cuma buatnya sedikit karena berkerumun dilarang," sambung Amir yang merupakan anak pertama pak Solah.

Warung es gosrok Pak Amir, ucap Amir, tidak membuka cabang. Namun dirinya sempat berjualan es gosrok di Jakarta.

"Saya dulu di Jakarta, jualan es gosrok juga. Tapi diminta pulang mengurus warung, dan yang di Jakarta sudah tutup karena warungnya sudah digusur jadi rumah susun," pungkas Amir.

Sebelumnya diberitakan, es gosrok merupakan salah satu minuman legendaris yang mulai langka karena tergerus zaman. Namun di warung Es Gosrok Pak Amir Klaten, es gosrok masih menjadi menu favorit yang diburu pengunjung di saat musim kemarau.

Warung Es Gosrok Pak Amir terletak di simpang tiga Jalan Dr Soeharto, Dusun Jiwan, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten. Dari terminal Ir Soekarno jaraknya sekitar empat kilometer ke arah selatan menyusuri jalur utama wisata Rowo Jombor.

Meski hanya menempati bangunan berukuran sekitar 2,5 x 7 meter, warung di tepi jalan itu tak pernah sepi pembeli. Es gosrok di Warung Pak Amir dibuat dengan cara menggosokkan es batu yang berbentuk balok pada meja yang sudah dipasang pisau.

"Di sini es gosrok menggunakan gula asli, gula Jawa dan gula pasir, atau dicampur cendol seperti dawet. Bisa ditambah makanan bakmi, capcay, tempe, tahu, roti, kacang dan lainnya," kata pemilik warung, Mirmadi (64) kepada detikJateng di warungnya, Kamis (28/9).



Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads