Cara Beda Warga Ngablak Magelang Bikin Teh, Daun Segar Langsung Direbus

Cara Beda Warga Ngablak Magelang Bikin Teh, Daun Segar Langsung Direbus

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 15 Sep 2023 15:51 WIB
Teh trasan, tradisi minum teh di Kecamatan Ngablak, Magelang, Kamis (14/9/2023).
Teh trasan, tradisi minum teh di Kecamatan Ngablak, Magelang, Kamis (14/9/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Warga yang tinggal di lereng Gunung Andong memiliki cara yang berbeda dalam membuat minuman teh. Tidak seperti umumnya orang yang membuat teh dari daun kering, mereka justru membuatnya dari daun segar yang baru dipetik.

Tradisi membuat teh dari daun segar ini berkembang di sekitar Kecamatan Ngablak, Magelang. Mereka menyebutnya sebagai teh trasan.

Menurut warga, tradisi membuat teh trasan tersebut sudah turun-temurun. Warga selalu membuat teh trasan dalam kehidupannya sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teh trasan untuk di Dusun Mantran Wetan dan separuh wilayah Ngablak sudah menjadi khas," kata Supadi Haryanto, salah satu tokoh masyarakat Dusun Mantran Wetan, Ngablak kepada detikJateng, Kamis (14/9/2023).

Dia menyebut sebagian besar ladang di daerah tersebut ditanami teh. Hal itu membuat warga tidak kesulitan untuk mencari daun teh segar untuk membuat teh trasan.

ADVERTISEMENT

Minuman itu dibuat menggunakan daun teh yang baru dipetik. Kemudian daun dibersihkan dan direbus dengan air.

Setelah matang, daun teh kemudian dibuang. Minuman yang berwarna kehijauan itu siap dihidangkan dengan menggunakan gula kelapa atau gula Jawa.

Teh trasan, tradisi minum teh di Kecamatan Ngablak, Magelang, Kamis (14/9/2023).Teh trasan, tradisi minum teh di Kecamatan Ngablak, Magelang, Kamis (14/9/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Cara meminumnya juga cukup unik. Tidak seperti umumnya minum dengan gelas, teh trasan itu justru disajikan dengan mangkuk.

Gula kelapa sebagai pemanis juga tidak dicampurkan ke minuman hangat itu. Teh Trasan diminum sambil menggigit gula berwarna cokelat itu.

Rasanya, ini ada asam kecut-kecutnya sedikit, tapi segar. Kalau dengan gula pasir nggak cocok," tuturnya.

Cerita tentang penamaan teh trasan menurutnya juga hanya berkembang secara turun-temurun. Penamaan tidak lepas dari cara membuat teh yang berasal dari daun yang baru dipetik.

"Dinamai trasan, menurut mbah-mbah dulu karena dimasak terasan (terusan). Petik dicuci, dimasak (rebus) terus diminum," katanya menjelaskan.

Hal senada disampaikan warga lainnya Handoko. Menurutnya, warga sudah membudaya dengan meminum teh trasan.

"Rasanya nggak marem, kalau belum minum teh trasan. Diminumnya setiap waktu, tapi biasanya bikin pagi, diminum pagi lebih nikmat," ujarnya.




(ahr/apl)


Hide Ads