Lapak PKL di samping Taman Indonesia Kaya, Semarang dipenuhi dengan penjual tahu gimbal. Uniknya lapak-lapak itu menggunakan nama yang sama yakni Pak Edy/Edi. Tidak jarang para pembeli pun dibikin bingung lantaran semua namanya sama dan mengaku Pak Edy/Edi asli. Penasaran seperti apa?
Bagi yang tidak bisa berkunjung ke kawasan ini tentunya akan heran bahkan tergelitik saat melintasi Jalan Pandanaran 2 Semarang. Pasalnya di lokasi itu ada banyak pedagang tahu gimbal yang namanya sama yakni Pak Edy/Edi.
Dari 11 penjual tahu gimbal, hanya tiga yang namanya berbeda dari yang lain. Lainnya, menggunakan Pak Edy atau Pak Edi. Meski nama dan jualannya sama, tetapi setiap warung itu memiliki pelanggannya sendiri-sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat pada Jumat (18/8) malam, sejumlah pembeli menikmati hidangan di masing-masing warung tahu gimbal. Ada saja satu atau beberapa orang yang tengah makan di warung-warung tahu gimbal itu.
![]() |
Namun, ada dua warung yang terlihat lebih ramai dibanding yang lain. Satunya yang berada di pojok, dengan nama Tahu Gimbal Pak Edi Asli yang menampilkan hal cipta merek Pak Edi. Satu lagi bernama Tahu Gimbal Haji Edy yang mengklaim sebagai yang pertama dan berdiri sejak 1972.
Sejumlah pembeli pun mengaku kebingungan dengan warung asli bernama Pak Edy. Sebab, beberapa dari mereka sengaja berkunjung karena melihat kepopuleran makanan khas Semarang itu.
Misalnya Bagas (26), dia yang ditemui di warung Tahu Gimbal Haji Edy mengaku tak tahu di mana sebenarnya yang asli. Awalnya, dia hanya kebetulan parkir di depan warung Tahu Gimbal Gaji Edy dan akhirnya menjadi langganan.
"Sebenarnya jujur ya saya nggak tahu juga ya yang mana yang asli, cuma kebetulan pertama kali makan di sini, akhirnya setiap makan tahu gimbal Pak Edy ya ke sini," ujarnya.
![]() |
Dia enggan kerepotan untuk bertanya mana tahu gimbal yang asli. Terlebih, dia merasa cocok dengan Tahu Gimbal Haji Edy.
"Kan bingung juga ya kalau mau nanya, tapi di sini cocok sih," lanjutnya.
Begitu juga Lingga (28) pria yang tengah berlibur ke Semarang ini juga mengaku bingung saat tiba di tempat tujuannya. Dia yang sudah terlebih dulu mencari di internet terkait Pak Edy, akhirnya berlabuh ke Tahu Gimbal Pak Edi Asli yang mencantumkan hak cipta merek.
"Kaget juga sebenarnya ketika sampai sini ternyata banyak, akhirnya yaudah karena di sini ada piagamnya ke sini," kayanya.
Lingga, juga memilih tak bertanya pada pedagang lain karena merasa tak etis. Keputusannya hanya berdasar piagam dan foto-foto artis ternama yang dinilai meyakinkan.
"Kalau menurut saya sih enggak etis ya kalau tanya ke sesama pedagang di kondisi kaya gini. Saya juga tadi sempat diminta bergeser kan parkir di sana tadi," katanya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
Juru parkir di sekitar lapak PKL Taman Indonesia Kaya, Ari Saputra (40), menyebut ramainya tahu gimbal Pak Edy/Edi itu dimulai saat pedagang direlokasi atau sekitar 2018. Awalnya mereka menggunakan namanya masing-masing.
"Ceritanya dari dulu itu yang paling ramai, terkenal itu Pak Edy/Edi pindah di sini ada yang namanya tahu gimbal pak Edi, awalnya satu itu yang paling ramai paling laris. Terus semuanya pada pindah di sini, shelter jadi, pada pakai nama Edy/Edi semua karena dulunya yang terkenal Pak Edy/Edi," lanjutnya.
Ari mengaku sering ditanyai oleh pengunjung yang kebingungan mencari Pak Edy/Edi yang asli. Namun, dia tak berani bilang yang mana yang asli dan memilih meminta pengunjung untuk melihat-lihat sendiri.
"Pasti nanya pertanyaan yang sering ditanyakan itu Pak Edy/Edi asli yang mana, yang enak yang mana, yang ramai yang mana. Ya saya minta milih sendiri karena kalau saya pribadi kan nggak tahu rasanya satu per satu gitu, kalau mana yang asli juga nggak bisa kasih tahu nggak enak kan sama yang lain. Lebih ke etika saya kan hanya juru parkir," ungkapnya.
Namun, dia menilai tahu gimbal Pak Edy/Edi yang asli memang lebih ramai dibanding yang lain.
"Yang lain ada yang beli juga, kalau yang lain merata yapi tang ramai yang asli itu," ujarnya.
Simak Video "Video: Eks Walkot Semarang Mbak Ita Dituntut 6 Tahun Bui "
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)