Solo memiliki beragam makanan khas yang bisa jadi pilihan kuliner dengan rasa yang bervariasi mulai dari makanan gurih hingga cemilan enak. Berikut rekomendasi makanan tradisional khas Solo yang cocok disantap saat berkunjung ke kota Solo.
Selain terkenal dengan budaya dan batiknya, Solo juga dikenal memiliki segudang kuliner yang cocok untuk disantap ketika berlibur ke kota ini.
Makanan Khas Solo yang Wajib Dicicipi
Dilansir dari buku 'Kuliner Tradisional Solo yang Mulai Langka' oleh Dawud Achroni, berikut beberapa makanan khas Solo yang sayang untuk dilewatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Cabuk Rambak
Nama Cabuk Rambak terdiri atas dua kata, yaitu cabuk dan rambak. Kata cabuk mengacu pada'saus berbahan utama wijen putih'yang digunakan pada makanan ini. Sementara itu, rambak adalah'kerupuk yang dibuat dari kulit sapi atau kerbau'.
Cabuk rambak memiliki cita rasa yang lezat. Saus berbahan wijen, kelapa parut sangrai, dan aneka bumbu menjadikan cabuk rambak terasa sangat gurih dan sedap. Cita rasa cabuk rambak bisa membuat siapa pun ketagihan untuk menikmati kembali makanan ini.
2. Putu Bumbung
Kue putu merupakan jajanan tradisional Indonesia. Kue ini dikenal di berbagai wilayah, termasuk di Solo. Bahan dasar kue putu adalah tepung beras yang berbentuk butiran kasar dan gula merah.
Kue putu disajikan dengan ditaburi kelapa parut. Putu bumbung sangat enak jika dinikmati ketika masih hangat, sebagai teman minum teh atau kopi pada malam hari.
Perpaduan tepung beras, gula merah, dan parutan kelapa, menjadikan kue tradisional ini memiliki rasa pulen, gurih, dan manis yang lezat. Rasa pulen berasal dari tepung beras, rasa gurih berasal dari kelapa parut, sedangkan rasa manis berasal dari gula merah atau gula jawa.
3. Es Kapal
Es kapal dibuat dari campuran es parut, santan, dan sirop cokelat. Umumnya, para penjual es kapal membuat sendiri sirop cokelat yang digunakan sebagai salah satu bahan minuman yang mereka jual. Sirop cokelat ini dibuat dari gula jawa.
Es kapal memiliki cita rasa manis dan gurih. Aromanya juga sangat khas. Minuman ini cocok untuk mengusir dahaga. Penjual es kapal biasanya juga menjual camilan dan gorengan.
Menikmati es manis segar bersama gorengan yang gurih sambil bersantai menikmati suasana dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mengisi waktu luang secara menyenangkan.
4. Pecel Ndeso
Pecel adalah makanan yang terdiri atas aneka sayuran rebus, yang disiram dengan sambal kacang. Makanan ini sangat populer di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pecel ndeso adalah makanan tradisional khas Solo. Perbedaannya dari pecel lainnya terletak pada nasi dan sambal yang digunakan. Pecel ndeso disajikan bersama nasi merah. Sementara itu, sambal yang digunakan bukan sambal kacang, melainkan sambal berbahan dasar wijen hitam.
Pecel ndeso memiliki cita rasa yang sangat enak. Sambal wijen yang digunakan pada makanan ini memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara rasa gurih dan pedas.
5. Tahok
Tahok merupakan makanan khas Tionghoa. Makanan ini diyakini pertama kali masuk ke Indonesia di Kota Solo. Dahulu, makanan ini hanya dikonsumsi masyarakat Tionghoa yang tinggal di Jawa.
Tahok berasal dari kata dalam bahasa Tionghoa, yaitu tahoa. Tahoa berasal dari dua kata, yaitu tao atau teu dan hoa atau hu. Tao atau teu artinya'kacang kedelai', sedangkan hoa atau hu berarti 'lumat'. Jadi, tahoa adalah kacang kedelai yang dilumatkan atau dihaluskan.
Tahok disajikan bersama kuah jahe hangat. Walaupun disajikan bersama kuah jahe, tahok tetap bisa dinikmati anak-anak karena kuah jahe pada makanan ini tidak sepedas pada wedang jahe.
Tahok memiliki cita rasa yang merupakan perpaduan antara sari kedelai yang lembut dengan kuah jahe yang manis segar.
6. Pecel Gendar
Pecel gendar adalah makanan tradisional yang dikenal di beberapa wilayah di Jawa Tengah, seperti Salatiga, Boyolali, Sragen, Wonogiri, dan Solo. Sesuai dengan namanya, pecel gendar adalah pecel yang disajikan bersama potongan-potongan gendar.
Pecel gendar memiliki cita rasa yang menggoda selera. Perpaduan antara rasa gurih yang berasal dari gendar dan mi goreng dengan rasa pedas sedap dari sambal kacang menghadirkan kelezatan rasa. Pecel gendar termasuk jenis makanan sehat karena terdapat aneka sayuran yang kaya akan gizi.
7. Opak Angin
Opak angin adalah camilan sejenis kerupuk khas Solo. Makanan ini berbentuk persegi panjang atau persegi. Nama makanan ini terdengar unik di telinga. Dahulu, opak angin dibuat untuk kepentingan memperingati 1 Muharam.
Biasanya, opak angin dapat ditemukan di acara-acara khusus, misalnya festival makanan tradisional yang diselenggarakan oleh hotel atau pada event-event budaya.
8. Brambang Asem
Brambang asem adalah makanan tradisional Solo dengan bahan utama daun ubi jalar rebus, yang disiram sambal brambang asem. Daun ubi jalar yang digunakan adalah bagian pucuknya yang masih muda.
Brambang asem biasanya disajikan dengan tempe gembus yang dimasak bacem. Tempe gembus adalah tempe yang dibuat dari ampas tahu.
Brambang asem memiliki cita rasa khas daun ubi jalar dan memiliki tekstur licin, berpadu dengan manis pedas dari sambalnya. Rasa manis pada sambal berasal dari gula jawa, sedangkan rasa pedas berasal dari cabai rawit.
9. Jadah Blondo
Jadah adalah makanan tradisional yang dikenal di beberapa daerah di Jawa Tengah. Bahan utama yang digunakan untuk membuatnya adalah ketan. Jadah menjadi salah satu makanan penting dalam acara pernikahan.
Hal itu karena jadah melambangkan keluarga kedua calon pengantin yang bersatu dan rukun, seperti ketan yang awalnya sendiri-sendiri, tetapi kemudian menyatu ketika menjadi jadah.
Blondo adalah ampas santan yang didapat dari proses pembuatan minyak kelapa. Blondo bisa diolah menjadi berbagai santapan. Ada orang yang mengolahnya menjadi camilan, ada pula yang menjadikannya pendamping makanan berat, disajikan bersama tiwul atau ketan.
Blondo berwarna cokelat dengan bentuk gumpalan-gumpalan kecil. Rasanya gurih sedikit manis. Pengolahan santan hingga menghasilkan blondo membutuhkan waktu setidaknya tujuh jam.
10. Jenang Saren
Jenang saren adalah kuliner tradisional yang dikenal di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Jenang saren dikenal pula dengan sebutan jenang rempah. Hal ini karena beberapa jenis rempah digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat makanan ini.
Jenang saren rasanya manis, legit, dan gurih. Rasa manis berasal dari gula jawa; rasa legit berasal dari ketan; sedangkan rasa gurih berasal dari kuah santan. Selain manis dan gurih, ada pula rasa agak pahit dan hangat. Rasa agak pahit dan hangat ini berasal dari jahe yang digunakan sebagai salah satu bahan pembuatannya.
(elk/fds)