Polisi memburu pelaku yang membuang potongan tubuh manusia di bawah jembatan Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman. Sejauh ini polisi masih mencari keterangan saksi dan CCTV untuk mengungkap pelaku.
"Masih. Kita coba gali informasi dari masyarakat dulu. Lalu kalau memang ada yang keluarganya hilang lapor ke kami," kata Kasat Reskrim Polresta Sleman Kompol Deni Irwansyah saat ditemui wartawan, Jumat (14/7/2023).
Deni mengungkapkan, sudah ada 4 orang saksi yang diperiksa. Tiga saksi yang dimintai keterangan merupakan pemancing dan satu lagi dukuh setempat. Termasuk menelusuri
informasi adanya kendaraan mencurigakan yang melintas di lokasi kejadian pada Selasa (11/7) malam. Polisi sejauh ini baru menemukan satu CCTV yang berada di sekitar lokasi kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Informasi tersebut terkait ada kendaraan yang berhenti dari masyarakat sudah kita ambil komunikasi tersebut dan kita akan cocokkan dari jalur CCTV. Karena kita harus memastikan jamnya lagi, jenis kendaraan karena kondisinya menyampaikan gelap dan sepi, terdengar hanya aliran air saja," katanya.
Di sisi lain, untuk mengungkap identitas korban Polresta Sleman juga berkoordinasi dengan kepolisian sektor lain untuk mencari apakah ada yang kehilangan keluarga. Dia juga berharap masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya dapat melapor ke kantor polisi terdekat.
"Intens komunikasi kami lakukan terutama ke jajaran ke Polres Bantul, ataupun Kulon Progo apakah ada yang kehilangan anggota keluarganya dalam waktu dekat. Khususnya
mungkin di bulan Juli ini ada anggota keluarga yang tidak pulang kemungkinan akan kita cocokkan dengan potongan tubuh yang kita temukan," pungkasnya.
Kesulitan Ungkap Identitas Korban
Polisi juga masih kesulitan untuk mengungkap identitas korban, termasuk jenis kelaminnya. Hal ini disebabkan karena kondisi potongan tubuh mayat yang sudah mengalami kerusakan.
"Sampai saat ini kita masih berupaya mengidentifikasi karena memang ada beberapa kesulitan dalam mengungkap dari identitas karena kita hanya menemukan potongan-potongan kecil," kata Deni.
Deni menyampaikan, potongan tubuh berupa kaki dan tangan saat ini kondisinya sudah mulai rusak. Selain itu, untuk pergelangan tangan saat ditemukan dalam kondisi mengepal.
"Seperti potongan kaki dan tangan khususnya dari pergelangan ke bawah dan tangan juga kondisinya pada saat kami temukan juga sudah, kondisinya mengepal dan sudah terendam air, jadi sudah ada beberapa bagian yang rusak," ucapnya.
Oleh karena itu, proses identifikasi melalui sidik jari juga sukar dilakukan. Apalagi dengan kondisi tangan yang sudah mengepal dan terendam air dikhawatirkan kondisi sidik jari semakin rusak.
"Mungkin ada kendala kami dalam mengidentifikasi melalui sidik jari. Tapi akan upayakan mengidentifikasi melalui informasi dari masyarakat," ucapnya.
(apl/aku)