Dilarang di Malioboro, Pengamen Angklung-Akustik Dikurasi buat Main di TM

Dilarang di Malioboro, Pengamen Angklung-Akustik Dikurasi buat Main di TM

Adji G Rinepta - detikJateng
Kamis, 23 Mar 2023 06:30 WIB
Pengunjung Malioboro Imlek Carnaval, Sabtu (4/2/2023).
Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (4/2/2023). Foto: Anggah
Yogyakarta -

Pengamen angklung dilarang beroperasi di kawasan Malioboro sejak Februari 2022. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja kini mengkurasi para pengamen angklung agar bisa mendapat tempat di Teras Malioboro (TM).

Kepala UPT Pengelolaan Cagar Budaya Kota Jogja, Ekwanto mengatakan pengamen angklung di kawasan Malioboro sudah dilarang sejak Februari 2023, bersamaan dengan pelarangan PKL.

"Tidak hanya PKL tetapi juga (pengamen) angklung, sekuter, otoped, sepeda listrik, asongan rokok, jual minuman ringan, jual aksesoris, tukang pijat, dan lain-lain turunan PKL. Itu sudah selesai Februari 2022. Tidak hanya angklung, semuanya tidak boleh," kata Ekwanto saat dihubungi wartawan, Rabu (22/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekwanto menjelaskan, para pengamen tersebut kini sedang menjalani proses kurasi agar bisa main di Teras Malioboro 1 dan 2. Tak hanya pengamen angklung, pengamen dengan alat musik lain juga masuk dalam proses kurasi ini.

"Angklung sementara baru kurasi terkait penampilannya seperti apa, seragamnya bagaimana, nggak boleh seronok seperti dulu, meskipun nggak semua. Tidak hanya angklung, tetapi juga akustik, kita kurasi dan ditampilkan di TM 1 dan 2," jelas Ekwanto.

ADVERTISEMENT

"Nanti kita atur, kan ada taman-teman akustik, semua harus diakomodir dengan baik supaya bisa lebih baik. kita coba ramu teman-teman agar penampilan baik,"imbuh dia.

Ekwanto menerangkan, sudah ada sekitar 4-5 kelompok pengamen angklung yang dikurasi. Dia berharap proses kurasi bisa selesai secepatnya.

"Kami tidak bisa matur (bilang) secepatnya bisa perform lah, kan sudah lama angklung tidak perform," ungkapnya.

Disorot Netizen soal Isu Angklung

Warganet di media sosial belakangan ini ramai memperbincangkan soal larangan pengamen angklung di Malioboro karena angklung disebut bukan budaya Jogja. Ekwanto sudah membantah isu tersebut. Namun dia tetap jadi sorotan warganet.

"Itu saya diserang netizen. Bukan masalah budaya Jogja, tetapi supaya bisa terakomodir, semua kita kolaborasi, musik-musik Jawa, ada bonang, saron, supaya lebih elegan, bagus, dan lain-lain. Jangan diplintir-plintir," pungkasnya.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads