Bupati Bantul: Marak Gadis Diet Ketat Berkiblat Idol Picu Stunting

Bupati Bantul: Marak Gadis Diet Ketat Berkiblat Idol Picu Stunting

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 02 Mar 2023 17:32 WIB
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul -

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menilai saat ini banyak remaja putri yang melakukan diet ketat akibat meniru kehidupan para idol. Menurutnya, diet ketat dapat memicu anemia dan jika dialami ibu hamil berpotensi melahirkan anak dengan kondisi stunting.

Halim mengatakan, stunting menjadi masalah kesehatan yang proses penanganannya harus mulai dari hulu terlebih dahulu. Di mana salah satu penyebabnya yakni kondisi anemia yang dialami ibu hamil.

Untuk menghindari kondisi tersebut, seorang perempuan harus mendapatkan asupan nutrisi yang baik sedari remaja. Namun, saat ini banyak remaja putri yang melakukan diet ketat hingga berujung pada anemia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kecenderungan anak-anak gadis saat ini berkiblat pada kehidupan idol dan para artis yang melakukan diet ketat dan cenderung berlebihan, sehingga banyak yang kurus dan mengalami kondisi anemia," kata saat acara Advokasi dan Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE) tentang promosi dan KIE pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Kamis (2/3/2023).

Oleh sebab itu, pihaknya berupaya melakukan antisipasi dengan pemberian pil penambah darah untuk remaja putri pada usia SMA/SMK. Selain itu, optimalisasi layanan posyandu juga diharapkan dapat meningkatkan peran dalam pengurangan dan pencegahan angka stunting di Kabupaten Bantul.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, dana sebesar Rp 50 juta melalui program P2BMP telah digelontorkan untuk setiap padukuhan yang salah satu sasaran penggunaannya adalah kegiatan posyandu. Selain itu dilakukan pula sertifikasi kader posyandu untuk menjamin layanan yang diberikan sesuai standar.

"Dengan demikian dua dari fungsi layanan kesehatan, yakni promotif dan preventif dapat dilakukan oleh posyandu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Shodiqin menambahkan, Bantul berhasil meraih pencapaian tertinggi dalam penanganan stunting di DIY. Pasalnya, angka stunting di Kabupaten Bantul berhasil turun dari tahun 2021 ke tahun 2022.

"Angka stunting di Bantul tahun 2021 mencapai 19,10 persen dan tahun 2022 turun menjadi 14,9 persen," ucapnya.

Untuk terus menekan angka stunting, Shodiqin menyebut tahun ini masing-masing kabupaten dan kota di DIY mendapat dukungan dan sekitar Rp 32 miliar untuk pengelolaan program KB dan penanganan stunting.

"Dan sekitar Rp 15 miliar untuk penanganan stunting," katanya.




(aku/sip)


Hide Ads