Kepala Kantor Bea dan Cukai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Eko Darmanto terciduk pamer harta dan kemewahan. Pihak Bea Cukai Jogja pun buka suara soal gaya Eko Darmanto di media sosial ini.
Plh Kepala Kantor Bea dan Cukai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Turanto Sih Wardoyo meminta publik bisa membedakan antara persoalan pribadi Eko yang pamer harta dengan masalah kantor.
"Ya ini kalau menurut saya lebih ke pribadi ya," kata Turanto kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya berharap teman-teman media juga bisa menilai kantor Yogya, bisa membedakan antara pribadi dan kinerja kantor," sambungnya.
Adanya kabar ini, menurut Turanto, tidak menguntungkan bagi Bea Cukai Jogja. Meski begitu, dia memastikan pelayanan di kantornya tetap berjalan normal.
"Bahwa kami juga tetap akan fokus semuanya walaupun ada berita-berita yang mungkin kurang menguntungkan untuk kantor kami tapi kami juga tetap komimen untuk bekerja dengan sepenuh hati. Pelayanan tetap jalan tetap normal tetap yang terbaik untuk masyarakat, pengusaha," tegasnya.
Sejauh ini, Turanto menyebut Bea Cukai Jogja pernah mendapat predikat kantor pelayanan terbaik. Skor survei kepuasan pengguna jasa SKPJ, kata Turanto, juga sangat tinggi.
"Jadi artinya itu bisa dilihat sebagai indikator kualitas pelayanan kami. Jadi kami tetap komitmen apapun yang terjadi itu tidak akan mempengaruhi kinerja kami," ucapnya.
Pun dengan LKHPN. Turanto bilang semua pegawai wajib lapor di Bea Cukai Jogja telah melaporkan hartanya.
"Sudah kami 100 persen karena ada yang namanya pegawai wajib lapor, ada yang tidak wajib lapor, nah yang wajib lapor semua sudah 100 persen," pungkasnya.
Eko Darmanto Pamer Moge-Pesawat Cessna
Nama Eko Darmanto mendadak viral berkat hashtag #BeaCukaiHedon di Twitter yang menjadi trending topic. Kepala Bea Cukai Jogja ini ternyata juga punya hobi otomotif dan suka mengunggah foto-foto kendaraan mewahnya.
Berdasarkan informasi di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terakhir, Eko mengantongi kekayaan sebesar Rp 6,7 miliar dengan komposisi terbesar di aset properti senilai Rp 12,5 miliar.
Adapun aset bergerak berupa koleksi mobilnya memiliki nilai Rp 2,9 miliar. Bukan hanya mobil keluaran terbaru, Eko juga memiliki mobil-mobil klasik yang langka, sebut saja seperti Dogde Fargo buatan 1957, Chevrolet Apache 1957, dan Ford Bronco 1972.
Sementara itu untuk aset lancarnya, Eko menyimpan kas dan setara kas yang nilainya Rp 238 juta.
(ams/sip)