Kasus penganiayaan Mario Dandy Satriyo terhadap Cristalino David Ozora berbuntut pada terungkapnya gaya hidup mewah pejabat khususnya di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Terkait hal tersebut, seniman Butet Kartaredjasa angkat bicara soal hidup mewah para pejabat.
Butet Kartaredjasa mengatakan gaya hidup mewah para pejabat itu mencerminkan bahwa pejabat itu sebenarnya orang miskin. Miskin, kata Butet, dalam artian orang yang mempunyai dendam dengan masa lalunya.
"Karena itu dia masih merasa butuh untuk memperlihatkan kekayaannya. Itu adalah orang-orang yang belum bisa berdamai dengan dirinya," kata Butet saat ditemui di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (28/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau belum bisa berdamai dengan dirinya maka yang terekspresikan di dalam membangun relasi sosial itu adalah naluri-naluri primitif," lanjut Butet.
Butet melanjutkan naluri primitif itu termasuk memamerkan kekayaan, memamerkan pencapaian-pencapaian dirinya supaya orang menjadi segan. Selain itu, supaya dirinya tampak lebih berwibawa.
"Padahal di dalam membangun relasi sosial dari perspektif kebudayaan, orang itu dinilai, dihargai bukan karena show off seperti itu tapi dihargai karena komitmen-komitmennya, justru karena kesederhanaannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Butet meminta para pejabat yang kerap memamerkan gaya hidup mewah agar mencontoh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Butet menilai Jokowi adalah pribadi yang sederhana meski memiliki jabatan tertinggi di Indonesia sebagai kepala negara.
"Hari ini kita mendapat teladan yang sangat nyata dari Presiden Indonesia. Jabatan yang sangat tinggi kepala negara, tapi Anda lihat bagaimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dengan cara yang sangat sederhana, tidak neko-neko pakaian tidak aneh-aneh, sepatunya ya cuma itu-itu saja," ucapnya.
"Kendaraannya sederhana, hanya pada urusan-urusan formal kedinasan seorang presiden memanfaatkan fasilitas itu. Tapi ketika untuk urusan privat saya tidak pernah melihat kepala negara hari ini itu memamerkan hal-hal primitif itu," tutup Butet.
(ahr/ams)