Masih Berobat di AS, Dosen UII yang Sempat Hilang Belum Pulang ke RI

Masih Berobat di AS, Dosen UII yang Sempat Hilang Belum Pulang ke RI

Adji G Rinepta - detikJateng
Senin, 27 Feb 2023 16:46 WIB
Rektor UII Fathul Wahid di Kantor LLDikti Wilayah V, Kota Jogja, Senin (27/2/2023).
Rektor UII Fathul Wahid di Jogja. (Foto: Adji G Rinepta/detikJateng)
Yogyakarta -

Ahmad Munasir Rifai Pratama, dosen informatika Universitas Islam Indonesia (UII) yang sempat dinyatakan hilang kontak usai dari Oslo, Norwegia, belum kembali ke Indonesia. Rektor UII Fathul Wahid belum bisa memastikan kapan Ahmad Rifai akan pulang.

"Kondisinya aman, sesuai rilis dari Kemlu (Kementerian Luar Negeri). (Waktu kepulangan) Kami belum bisa memastikan, karena kami juga tidak bisa memaksa pulang," ujar Fathul Wahid saat ditemui wartawan di Kantor LLDikti Wilayah V, Kota Jogja, Senin (27/2/2023).

Fathul menyebut alasan Ahmad belum bisa pulang ke Indonesia karena kondisi kesehatan yang bersangkutan. Menurutnya, Ahmad masih harus menjalani pengobatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sana (AS) telah didiagnosis di rumah sakit, ada masalah kesehatan dan harus berobat. Kira-kira seperti itu," jelasnya.

Fathul mengatakan pihaknya selama ini hanya mengacu informasi tersaring dari Kemlu soal kondisi Ahmad terkini. Pihaknya pun tak bisa serta-merta menyampaikan informasi itu ke publik. Sebab, kampus juga harus meminta izin kepada pihak keluarga untuk menyampaikan informasi tersebut ke publik.

ADVERTISEMENT

"Rumah sakit di AS, mungkin masuk bagian privat yang kami mohon izin tidak bisa kami sampaikan. Rilis Kemlu kan tidak ada (informasi), kami tidak mau berspekulasi. Termasuk juga itu, apakah dirawat di rumah sakit, mondok, rawat jalan, tidak ada informasi spesifik dalam rilis Kemlu," jelasnya.

Komunikasi yang terjalin dari pihak UII dan Ahmad, jelas Fathul, terakhir hanya melalui balasan via email. Melalui email tersebut, Ahmad menyampaikan akan memberikan informasi lebih lanjut.

Fathul mengatakan dosen Ahmad Munasir Rifai Pratama juga sudah berkomunikasi dengan keluarganya. Pihak UII juga menghargai ruang privasi dengan tidak mengulik lebih jauh ke pihak keluarga maupun membuka informasi terkait ke publik.

"Kalau saya akan berpegang teguh pada rilis yang dibuat Kemlu, bahwa karena alasan kesehatan. Kalau toh nanti bisa ditemukan alasan-alasan lain yang kami tidak tahu itu apa, ya kami akan tindak lanjuti," imbuh Fathul.

Mengenai sanksi yang mungkin diberikan ke Ahmad, Fathul menuturkan pihaknya bakal membahasnya melalui tim internal terlebih dahulu. UII juga belum menentukan soal ada tidaknya tenggat waktu bagi Ahmad pulang ke Indonesia.

"Tim sedang kita bentuk dan nanti tim akan menilai berdasarkan fakta yang ada di lapangan, dari situ nanti baru didiskusikan, dan dalam pemberian sanksi itu melalui tahapan yang sudah pasti tidak oleh tim, tidak oleh Rektor, bahkan nanti sudah sampai Senat, sehingga kita ingin semuanya mendapatkan perlakuan yang setara," jelas Fathul.

"Tergantung nanti tingkat pelanggaran yang ditemukan, sanksinya akan menyesuaikan," tutupnya.




(ams/rih)


Hide Ads