Sosiolog UGM Bagikan Tips Hadapi Isu Penculikan Anak

Sosiolog UGM Bagikan Tips Hadapi Isu Penculikan Anak

Ari Purnomo - detikJateng
Rabu, 01 Feb 2023 16:33 WIB
young girl sitting down alone in the dark.
Ilustrasi penculikan anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/Giuda90
Solo -

Isu penculikan anak yang menyebar di berbagai daerah menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Terlebih, kabar ini turut menyebar luas melalui media sosial. Padahal, informasi tersebut belum diketahui kebenarannya.

Melihat fenomena ini Pakar Sosiologi UGM Wahyu Kustiningsih menyampaikan kondisi ini mengingatkan pentingnya membangun interaksi dan relasi sosial dengan lingkungan sekitar. Tujuannya tidak lain guna mencegah penculikan anak.

Hal tersebut perlu dilakukan orang tua selain meningkatkan pengawasan terhadap anak dan membekali dengan pendidikan dasar bagaimana menghadapi orang asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang tua sebaiknya membangun relasi sosial dengan sekitarnya. Srawung (berinteraksi) ke sekitarnya ini supaya masyarakat sekitar juga tahu ini siapa, anaknya siapa. Dengan begitu lingkungan bisa ikut mengontrol jika ada penyimpangan perilaku sosial termasuk penculikan," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima detikJateng, Rabu (1/2/2023).

Wahyu mengatakan bahwa relasi dan ikatan sosial di masyarakat saat ini memang telah mengalami perubahan. Terlebih dengan hadirnya teknologi yang berkembang dengan begitu pesat yang mengubah cara berpikir dan bekerja.

ADVERTISEMENT

Dengan perkembangan tersebut, menjadikan individualisme juga semakin menguat. Perubahan tersebut lebih banyak terlihat di daerah urban atau perkotaan dengan karakteristik msayarakat yang lebih beragam dan mobilitas tinggi.

"Melihat kasus penculikan di Jakarta yang merupakan wilayah urban, banyak pendatang, ini bisa terjadi karena masyarakatnya tidak aware, karena tidak saling mengenal. Kalau tinggal di desa atau wilayah yang masyarakatnya sangat komunal tentunya akan berbeda," paparnya.

Wahyu menyebutkan informasi penculikan anak yang diunggah di media sosial yang kian marak di satu sisi memang menyebabkan ketakutan di masyarakat. Namun di sisi lain justru menjadi bahan refleksi bagi masyarakat untuk lebih waspada dan meningkatkan kesadaran jika menjaga keamanan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama.

Selengkapnya ada di halaman berikutnya....

Ia menambahkan sekolah juga memiliki peran dalam pengawasan dan menjamin keamanan anak di lingkungan sekolah. Misalnya menerapkan aturan penjemputan saat pulang, sekolah hanya mengizinkan anak dijemput oleh orang tua atau orang yang sebelumnya sudah dikonfirmasi orang tua untuk melakukan penjemputan. Selain itu juga melengkapi dengan fasilitas keamanan di lingkungan sekolah.

"Soal sekolah ini punya keamanan bagus atau tidak ini masih ada kesenjangan. Karenanya pemerintah perlu memperhatikan hal ini, sekolah mana yang membutuhkan bantuan ekstra untuk mengembangkan sistem pendidikan dan keamanan bagi siswa-siswanya,"ucapnya.

Wahyu kembali menekankan bahwa menjaga keamanan anak dari tindak penculikan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh orang tua atau lingkup keluarga saja. Namun menjadi tanggungjawab bersama yang melibatkan banyak aktor seperti masyarakat, sekolah, hingga pemerintah.

"Isu penculikan anak ini tidak bisa hanya diserahkan ke keluarga tapi melibatkan semua pihak,"pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(apl/ahr)


Hide Ads