Kisah tentang satu unit ekskavator yang terjebak di danau Kebun Buah Mangunan Bantul menjadi salah satu berita terpopuler di detikJateng pekan ini. Sudah tahu belum, ternyata begini awal mulanya ekskavator itu berada di danau hingga akhirnya menjadi 'penunggu' di sana.
Salah satu karyawan Kebun Buah Mangunan Sugiarto (43) menceritakan ekskavator itu terjebak antara tahun 2015-2016. Saat itu Dinas Pertanian hendak mengeruk tanah di dasar danau buatan di Kebun Buah Mangunan.
Pekerjaan itu dilakukan saat musim kemarau panjang dan tanah di danau kering kerontang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dulu antara 2015-2016 kan kemarau panjang. Karena itu, danau buatan itu sempat kering kerontang dan dari Pemda di bawah naungan Dinas Pertanian ada wacana untuk menggali atau memperdalam danau buatan tersebut," katanya saat ditemui detikJateng di Kebun Buah Mangunan, Bantul, Selasa (17/1/2023).
"Tujuannya agar tampungan air yang ada di dalam danau buatan lebih banyak dari pada sebelumnya," lanjut Sugiarto.
Pemerintah pun melakukan lelang dan pemenang tender adalah seorang pemborong asal Kabupaten Kulon Progo. Selanjutnya, pemborong itu langsung memulai pekerjaan dengan menggali danau buatan menggunakan ekskavator.
"Saat itu yang menang tender atau pemborongnya orang Kulon Progo. Lalu mulai dikerjakan dalam artian digali. Dari keterangan pemborong, seharusnya hanya perlu waktu 5 hari untuk menyelesaikan penggalian danau tersebut," ucapnya.
Namun, pengerjaan memperdalam danau itu memakan waktu lebih dari 5 hari. Karena tidak sesuai target, pemborong lantas mendatangi lokasi danau buatan tersebut.
"Karena sudah 7 hari tidak selesai, pemborong datang ke lokasi untuk mengecek. Nah, waktu itu pemborongnya tanya 'kok belum selesai'. Terus dijawab (driver ekskavator) kalau di dalam tanah yang digali ada lumpur dan tidak berani menggali," ujarnya.
Oleh sebab itu, pelaksana di lapangan menggunakan ratusan pohon kelapa sebagai pelampung. Nantinya pelampung itu ditata hingga berbentuk rakit dan dipindah-pindah sesuai kebutuhan atau lokasi mana yang bakal digali.
"Saat itu menggunakan lima rit pohon kelapa agar ekskavatornya mengapung. Karena harus memindahkan dari titik satu ke titik lainnya kan lama (penggalian danau buatan)," ucapnya.
Merasa terlalu lama memakan waktu, sang pemborong penasaran dan mencoba mengoperasikan ekskavator tanpa rakit pohon kelapa. Hasilnya, baru dua kali kerukan, ekskavator itu miring dan bagian kaki eskavator terjebak di dalam lumpur.
"Lalu dalam benaknya pemborong itu penasaran apa iya kalau tidak pakai gethek ini tenggelam," katanya.
"Setelah getheknya (rakit dari pohon kelapa) disingkirkan, (ekskavator) ke tengah baru dapat dua galian sudah miring eskavatornya. Begitu miring, sama pemborongnya diajukan, mundurkan tidak bisa tapi posisi mesin menyala," imbuh Sugiarto
Setelah kejadian itu, sang pemborong pulang dan berpesan kepada pelaksana di lapangan agar mengangkat ekskavator tersebut. Namun, hingga beberapa puluh hari ekskavator tersebut tidak mampu terangkat dari danau buatan Kebun Buah Mangunan.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Kendala pun berlanjut dengan mulainya masuk musim penghujan. Hal tersebut menjadi kendala serius karena ekskavator belum bisa dinaikkan dan air hujan bakal memenuhi danau buatan.
"Ternyata setelah sebulan pengerjaan datang musim penghujan dan airnya jadi penuh kembali," ujarnya.
Uniknya, setelah hujan tersebut danau buatan Kebun Buah Mangunan tidak pernah kering lagi. Karena itu, ekskavator di danau tersebut tidak pernah bisa ditarik ke daratan lagi
"Nah, sampai sekarang belum pernah kering lagi. Dan sampai sekarang belum ada upaya lagi untuk menaikkan ekskavator itu," ucapnya.
Sugiarto menyebut, beberapa kali pernah mendengar upaya dari pengepul besi untuk menaikkan ekskavator tersebut. Namun, hingga saat ini tidak terealisasi karena belum tercapai kesepakatan harga antara pemborong dan pengepul.
"Pernah ada beberapa, istilahnya pengepul untuk menaikkan tapi belum tercapai kesepakatan harga. Untuk CPU diambil pemborongnya," ucapnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)