R20 Berlangsung di Jogja, Peserta Diajak Melihat Pluralisme Agama

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 04 Nov 2022 22:15 WIB
Juru Bicara R20 Muhammad Najib Azca kepada wartawan di Hotel Hyatt Regency, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (4/11/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Sleman -

Forum Agama G20 atau yang disebut R20 bergulir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Belum ada kesimpulan dari planning session hari ini, namun kegiatan di sejumlah lokasi di DIY-Jateng sebagai menunjukkan pluralisme di Indonesia.

"Saya kira belum bisa disimpulkan, kalau pertemuan ini baru brainstorming saya kira," kata Juru Bicara R20 Muhammad Najib Azca kepada wartawan di Hotel Hyatt Regency, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (4/11/2022).

Pria yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjelaskan, bahwa brainstorming dilakukan karena pendapat setiap orang berbeda-beda. Sehingga Najib belum bisa mengungkapkan hasil R20 ini karena masih akan berlangsung selama 2 hari ke depan.

"Intinya adalah membicarakan mengenai bagaimana sebaiknya langkah berikutnya. Ini namanya planning sesion. Jadi sesi mengenai rencana berikutnya, jadi ini masih brainstroming dan memang belum bisa disimpulkan," ucapnya.

Terkait alasan mengajak pemimpin agama yang hadir pada R20 ke beberapa Candi di DIY-Jateng, Najib mengutip ucapan Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf. Di mana perjalanan rombongan R20 ke sejumlah Candi tersebut untuk memberikan pengalaman dan melihat langsung pluralisme di Indonesia.

"Saya hanya mengulang apa yang disampaikan Gus Yahya, mengatakan bahwa kita sebut sebagai perjalanan budaya untuk memberikan artinya pengalaman," ujarnya.

"Jadi bukan hanya gambaran karena mereka bukan hanya melihat tapi betul-betul mengalami mereka langsung hadir di sini, berada dalam sebuah komunitas muslim mayoritas. Tapi di mana sangat menghargai, sangat memberi ruang hidup yang terhormat kepada situs-situs dan komunitas nonmuslim," lanjut Najib.

Artinya, dengan Candi Prambanan yang sampai sekarang masih dirawat dengan sangat baik bahkan sekarang sudah menjadi heritagenya UNESCO diperbolehkan untuk tempat ibadah. Begitu pula di Borobudur dan Candi Mendut yang masih aktif sebagai Candi umat Budha.

"Jadi semua orang melihat itu bukan hanya sebagai situs pariwisata kalau Borobudur meskipun ini sudah mulai diubah dalam arti diberikan fungsi ibadah sedikit, meskipun lebih menonjol sebagai situs pariwisata. Tapi kalau mendut itu kan tidak, memang selama ini sehari-hari hidup sebagai tempat ibadah dan berada di tengah-tengah komunitas muslim yang kuat," ujarnya.

Harapannya, sesuai pidato Gus Yahya, bahwa peserta R20 betul-betul merasakan dan bukan hanya mengenal saja. "Sehingga dalam artian pengetahuan tapi ini betul-betul lain bisa merasakan, pengalaman itu sangat penting," ucapnya.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya...




(apl/ahr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork