BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Potensi cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung selama tiga hari ke depan.
"Prospek cuaca ekstrem di wilayah DIY tiga hari ke depan, berlaku 18-20 Oktober 2022," kata Kepala Stasiun Meteorologi Jogja Warjono dalam keterangannya, Senin (17/10/2022).
Dia menjelaskan berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, anomali suhu muka laut positif wilayah Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa yakni (+1)-(+3) derajat Celsius, Indeks ENSO di Nino 3,4 bernilai -0,64 berarti signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia, serta Indeks IOD bernilai -0.57 yang berarti suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan (mendukung pembentukan awan hujan), serta didukung adanya siklon tropis NESAT di Laut China Selatan sebelah barat laut Filipina serta pola siklonik di Kalimantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyebabkan perlambatan massa udara sehingga memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DI Yogyakarta. Profil vertikal kelembapan udara yang relatif cukup tinggi mencapai 90 persen dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk DI Yogyakarta," jelasnya.
Baca juga: Gempa Darat M 1,4 Goyang Bantul |
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG DIY memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode tanggal 18-20 Oktober 2022 dapat terjadi di wilayah DIY sebagai berikut:
18 Oktober 2022
Kota Jogja, Sleman, Kulon Progo bagian utara, Bantul dan Gunungkidul bagian utara pada siang-sore hari.
19 Oktober 2022
Merata di semua wilayah DIY pada siang-sore hari.
20 Oktober 2022
Merata di semua wilayah DIY pada siang-sore hari.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
(rih/ams)