.webp)
Sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan inovasi genteng pintar bertenaga surya bernama Smart Rooftop. Seperti apa kerjanya?
Dikutip dari keterangan tertulis yang dikirim Humas UGM, tim tersebut terdiri dari Nifwan Arbi Nugroho, Lathief Nurmahmudi Wijaya, Muhammad Rafif Taqiyuddin, dan Maulana Istar dengan bimbingan dosen Fakultas Teknik UGM Ahmad Agus Setiawan, ST., M.Sc., Ph.D.. Proyek tersebut dikerjakan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM dan didanai langsung oleh Kemendikbud Ristek.
Latar belakang penelitian ini bermula dari melimpahnya potensi energi terbarukan di Indonesia yang berjumlah 400.000 Megawatt, dimana separuhnya berasal dari energi matahari/surya. Namun selama ini pemanfaatan tenaga surya di Indonesia disebut masih terbilang kecil, hanya 0,05 persen dari potensi seluruhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari latar belakang tersebut, tim dari Fakultas Teknik UGM ini coba memaksimalkan potensi tersebut dengan menciptakan Smart Rooftop bertenaga surya guna memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Genteng pintar ini menggunakan energi sel surya berbasis Internet of Things (IoT) dengan bahan berlapiskan self-cleaning glass.
"Sama seperti genteng pada umumnya, tetapi dilengkapi sel surya yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik dengan self-cleaning glass agar kotoran yang menempel pada permukaan mudah dibersihkan lewat ponsel," terang Nifwan Arbi Nugroho dalam rilis yang dikirim Jumat (26/8/2022).
Anggota lainnya, Lathif Nurmahmudi Wjiaya, menerangkan genteng pintar ini memiliki keunggulan teknologi IoT yang bisa memudahkan proses perawatan secara otomatis dari gawai. Mulai dari mengukur performa alatnya sendiri hingga mengetahui kondisi sekitar dengan fitur sensor seperti sensor suhu, hujan, kelembaban, dan cahaya LDR (Light Dependent Resistor).
"Genteng pintar ini dilengkapi alat penyiram air yang terhubung dengan perangkat ponsel pintar, proses pemeliharaan dapat dilakukan secara otomatis saat tidak ada hujan," jelasnya.
Meski masih berupa penelitian, Lathief berujar inovasi ini akan terus dikembangkan agar fitur-fiturnya semakin lengkap dan pada akhirnya mampu dikomersilkan sehingga membawa manfaat ke masyarakat.
(sip/apl)
