PT Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT) memastikan stok BBM di wilayah Solo Raya aman. Pertamina Patra menyiapkan 18 titik SPBU modular portable, 7 di antaranya berada di jalur tol kawasan Solo Raya.
Area Manager Communication Relation dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jateng dan DIY, Taufiq Kurniawan, mengatakan salah satu modular portable yang disiapkan berada di KM 519 B Kabupaten Sragen. Lokasi tersebut menjadi lokasi pertama masuk ke ruas Tol Solo-Ngawi dari arah Surabaya.
"Di rest area kilometer 519 B, ini menjadi pintu pertama masuk, SPBU pertama di ruas tol di jalur transit tol dari Surabaya menuju ke Solo. Yang pertama kali berada di Jawa Tengah, mengingat sebelumnya di rest area 538A itu tidak ada SPBU existing sehingga kita tempatkan modular seperti yang di belakang ini," kata dia saat ditemui di SPBU Rest Area KM 519 B, Sragen, Selasa (23/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufiq mengatakan, titik modular ini ditempatkan di rest area yang memiliki SPBU dan non-SPBU. Di wilayah Solo Raya hanya ada dua SPBU yang juga ada modular yakni KM 519 A dan KM 519 B, Kabupaten Sragen.
"Di rest area yang tidak ada SPBU seperti di KM 538 A dan KM 538 B yang berfungsi untuk memberikan layanan, pengunjung bisa mengisi di rest area tersebut," ungkapnya.
Selain di wilayah Sragen, Pertamina juga menyediakan modular di KM 487 A, KM 487 B Boyolali, dan KM 19 A Klaten.
"Dengan adanya modular ini, kita harapkan bisa membantu para pemudik perjalanan yang menuju Jateng dan DIY, yang ingin berlibur, berwisata, atau merayakan Natal bersama keluarga, tidak perlu khawatir karena stok kami jamin aman," terangnya.
Di sisi lain, pihaknya memprediksi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi akan meningkat sekitar 3 persen menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Ia mengatakan kenaikan tersebut lantaran masyarakat memilih BBM yang berkualitas.
"Untuk gasoline secara umum naik sekitar 3 persen, tapi mayoritas yang naik adalah non subsidi. Berdasarkan pengalaman kami, saat Natal dan Tahun Baru, masyarakat secara psikologis cenderung memilih BBM yang kualitasnya lebih baik agar perjalanan lebih aman," ujarnya.
Sementara konsumsi gasoil atau solar justru diprediksi mengalami penurunan. Hal ini karena adanya pembatasan operasional kendaraan logistik selama periode Natal dan Tahun Baru di jalur tol maupun non-tol.
"Gasoil itu akan turun prediksinya karena ada larangan pembatasan perjalanan bagi kendaraan logistik yang akan melintas di jalur, baik tol maupun non tol," terangnya.
"Kemudian untuk LPG, prediksinya akan naik sekitar mungkin 3 persen karena nanti tetap akan ada kenaikan dari sektor konsumsi Bright Gas, baik kemasan 5,5 kilo maupun 12 kilo," pungkasnya.
(aku/dil)











































