Kabupaten Batang mencatat tren positif pertumbuhan ekonomi pada kuartal II (Q2) 2025 mencapai 7,49%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang sederet tren positif mulai dari sektor investasi hingga daya beli masyarakat.
Dalam rilis yang diterima detikJateng pada Selasa (30/9/2025), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batang, Heni Djumadi, memaparkan pertumbuhan ekonomi di Batang berada di atas rata-rata provinsi dan nasional. Pertumbuhan ekonomi di Batang pada Q2 2025 7,49 persen (yoy) bahkan melampaui target untuk 2027 di angka 7,45 persen.
Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, mengapresiasi capaian tersebut. Dia menyebut prestasi itu diraih atas kerja sama semua pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, capaian ini kerja keras kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi juga seluruh masyarakat Batang sampai lapisan terbawah," kata Faiz.
Faiz juga mengajak untuk menjalin kerja sama lintas sektor. "Mari kita bergandengan tangan, masyarakat bersama aparat, DPRD, TNI, Polri, kejaksaan, dan semua komponen," ucapnya.
Tren Positif PRDB di Batang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Batang juga menunjukkan tren positif, baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun harga konstan (ADHK).
Pada Q2 2025, tercatat PDRB ADHB di Batang mencapai Rp 8,19 triliun dan ADHK Rp 4,97 triliun. Angka tersebut menunjukkan kenaikan 6,79 persen (ctc) dan 4,12 persen (qtq).
Konsumsi dan Investasi Jadi Penopang
Pertumbuhan ekonomi di Batang tersebut juga ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB). Kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga yang mencapai 68,46 persen.
Adapun investasi berkontribusi 28,10 persen. Konsumsi pemerintah menyumbang 5,09 persen. Sementara komponen lainnya menyumbangkan kontribusi negatif yakni di angka -1,65 persen.
Meski berkontribusi 28,10 persen, investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi hingga 15,19 persen (yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,13 persen dan pertumbuhan konsumsi pemerintah di angka 1,03 persen.
Pariwisata dan Hiburan Ikut Mendorong
Sektor pariwisata turut menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi di Batang. Tercatat, jumlah perjalanan wisatawan di Batang pada Q2 2025 mencapai 267.090 orang.
Meski jumlah perjalanan wisatawan itu turun tipis -1,90 persen dibanding tahun sebelumnya, justru penerimaan pajak hiburan melonjak hingga 114,43 persen (yoy) mencapai Rp 443.709 ribu rupiah
Sektor pariwisata juga memberi warna pada pertumbuhan ekonomi. Jumlah perjalanan wisatawan pada Q2 2025 mencapai 267.090 orang. Meski turun tipis -1,90 persen dibanding tahun sebelumnya, penerimaan pajak hiburan justru melonjak 114,43 persen y-o-y, mencapai 443.709 ribu rupiah.
Mobilitas dan Daya Beli Meningkat
Berdasarkan data BPS, angkutan rel di Batang mengalami pertumbuhan 38,80 persen pada Q2 2025. Tren positif juga terjadi di angkutan darat dengan pertumbuhan mencapai 145,62 persen pada periode yang sama.
Tak hanya itu, tingkat hunian kamar hotel di Batang juga menunjukkan tren positif yakni naik hampir 10 persen pada Q2. Seiring dengan itu, penerimaan pajak restoran di Batang juga tumbuh 19,75 persen pada periode yang sama.
Tren Positif Ekspor Didukung KEK
Tren positif nilai ekspor di Batang juga tercatat. Data BPS Jateng menunjukkan ekspor di Batang pada Q2 2025 mencapai 58,93 juta dolar AS, tumbuh 64,06 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Selain itu, kontribusi ekspor dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang mencapai 58,89 persen.
Anggaran Kesehatan dan Bantuan Sosial
Pemkab Batang turut meningkatkan anggaran untuk Universal Health Coverage (UHC)/JKN-KIS yang semula Rp 61 miliar pada 2024 menjadi Rp 90 miliar pada 2025.
Selain itu, Pemkab Batang juga menyalurkan bantuan seragam sekolah gratis bagi anak SD dengan nilai anggaran mencapai Rp 4,5 miliar. Seragam itu pun dikerjakan oleh penjahit lokal sekolah setempat.
Pemkab Batang turut menyalurkan bantuan biaya pendidikan bagi pelajar di sekolah menengah dan mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin dengan total penerima sejumlah 225 orang.
Angka Kemiskinan Menurun
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan di Batang menurun. Data BPS menunjukkan persentase penduduk miskin di Batang pada 2025 yakni 7,79%
Angka tersebut merupakan persentase terendah sejak 2019 sebelum memasuki era Covid-19. Terlebih, pemerintah daerah melaksanakan sejumlah program untuk menekan angka kemiskinan seperti operasi pasar murah, bantuan sosial, diskon tarif listrik, hingga dukungan pendidikan dan kesehatan.
Kebijakan Bupati Faiz turut memberikan dampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan. Salah satu kebijakannya yakni melalui alokasi anggaran untuk bantuan kesehatan dan bantuan sosial.
Salah satu fokus utama dari kebijakan tersebut berupa program Dapat Kerja (Daker) untuk mendorong terciptanya lapangan kerja di sektor formal. Pada Q1 2025, sejumlah perusahaan di KEK Batang dan Batang Industrial Park (BIP) yang telah beroperasi berhasil menyerap 6.759 tenaga kerja.
Selain itu sektor usaha mikro dan kecil (UMK) di Batang menunjukkan kinerja bagus dengan capaian nilai Rp 2.534.383 atau mengalami kenaikan sebesar 6,50% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dengan tren positif pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan itu, Kabupaten Batang pun semakin percaya diri untuk terus melangkah sebagai daerah berkembang yang memiliki sederet potensi besar.
(dil/apu)