Titipan Penting Mbak Ita untuk Walkot Semarang 2025-2030

Titipan Penting Mbak Ita untuk Walkot Semarang 2025-2030

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 18 Feb 2025 14:51 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita di Rumah Pelita Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (24/1/2025).
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita di Rumah Pelita Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (24/1/2025). Foto: Tim detikJateng.
Semarang -

Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang periode 2025-2030 tinggal menghitung hari. Walkot Semarang Heverita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita berharap agar penggantinya nanti bisa meneruskan penyelesaian empat isu besar di Semarang.

Menurut Ita, ada empat permasalahan yang masih harus diselesaikan yakni banjir dan rob, kemacetan, pengelolaan sampah, hingga situasi keamanan dan ketertiban terkait fenomena kreak atau tawuran antarpelajar.

"Kami melihat setidaknya ada empat masalah besar yang masih belum dapat terselesaikan dengan tuntas. Yang pertama terkait dengan penanganan banjir dan rob terutama di wilayah bagian timur dan bagian barat, terutama untuk sungai-sungai yang bukan merupakan kewenangan Pemerintah Kota," kata Mbak Ita saat dihubungi detikJateng, Senin (17/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penanganan banjir, Mbak Ita telah melakukan pembersihan atau normalisasi sungai-sungai yang menjadi kewenangan Pemkot Semarang. Namun, ada beberapa sungai lain yang menjadi kewenangan pemerintah pusat juga perlu dipantau penanganannya.

Terlebih, sudah ada komitmen pendanaan dari pinjaman (loan) National urban Flood Resilience Project (Nufrep) untuk normalisasi sungai-sungai besar di Semarang. Dia berharap normalisasi sungai-sungai besar itu bisa dilanjutkan.

ADVERTISEMENT

"Normalisasi Tenggang-Sringin, normaslisasi Sungai Plumbon, Normalisasi Kali Baru, Kali Semarang dan Sungai Asin, Normalisasi Sub-Sistem Sungai Tenggang-Sodor, Normalisasi Sungai Ronggolawe dan Sungai Karangayu, Normalisasi Sungai Babon, serta Normalisasi Sub-Sistem Sungai Tenggang-Bugen, dapat dilanjutkan," paparnya.

Terkait pengelolaan sampah, Mbak Ita menilai TPA Jatibarang sudah kritis dan membutuhkan solusi dari hulu hingga hilir. Oleh karenanya, Mbak Ita berharap proyek TPPAS Jatibarang yang dinilai jadi solusi itu dapat terus berjalan.

"Sampah yang terolah di hulu masih sangat sedikit sehingga membuat beban bagi TPA Jatibarang. Untuk mengurangi sampah di hulu, kami membangun TPS3R dan TPST. Jumlah TPS3R existing saat ini sebanyak 12 tempat. Untuk di hilir, masih proses TPPAS Jatibarang Semarang. Nilai Investasi dari proyek ini adalah Rp 2,6 triliun. Jumlah sampah yang akan diolah mencapai 1.000-1.200 ton per hari, dengan rencana skema KPBU selama masa konsesi 11 tahun," lanjutnya.

Kemudian terkait dengan kemacetan yang masih jadi permasalahan utama di beberapa titik, Pemkot Semarang telah membangun sejumlah jalan baru untuk mengurai kepadatan lalu lintas, mulai dari jembatan Persen dan jalan Jangli-Undip. Namun pembangunan itu masih harus dilanjutkan.

"Terutama terkait realisasi outer ring road dan middle ring road, serta proyek yang sudah berproses dan sudah mendapat pendanaan dari pusat," jelasnya.

Peningkatan layanan transportasi umum, khususnya BRT pun dinilai harus menjadi perhatian wali kota selanjutnya. Terutama dari sisi kualitas armada dan kualitas layanannya, berupa ketepatan serta kepastian waktu tunggu dan waktu tempuh bis.

"Kami sudah merintis pembangunan BRT Dedicated Line yang sedang berproses untuk revisi Greenbook dari Kemenhub ke Bappenas dan masih berproses untuk penyiapan dokumen RC," tutur Mbak Ita.

"Kami berharap BRT Dedicated Line ini terus dilanjutkan," lanjutnya.

PR terakhir, tambah Mbak Ita, yakni permasalahan terkait situasi keamanan dan ketertiban di Kota Semarang. Pasalnya, masih ada fenomena kreak atau gangster, maupun tawuran pelajar yang jadi tantangan bagi pemimpin Kota Atlas selanjutnya.

Dengan berbagai PR yang masih harus diselesaikan, wali kota dan wakil wali kota terpilih yang akan menggantikan dirinya mulai 20 Februari mendatang itu memiliki tugas besar untuk meneruskan dan menyempurnakan program yang telah berjalan. Hal itu yang nantinya menentukan akan jadi seperti apa Kota Semarang lima tahun ke depan.

"Lima tahun ke depan saya ingin melihat Kota Semarang menjadi kota modern yang berbasis perdagangan dan jasa dengan masyarakatnya yang guyub dan bergerak bersama. Kota Semarang harus sudah terbebas dari permasalahan dasar terkait daya dukung dan daya tampung sehingga terus berkembang maju," harapnya.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads