Tiga santri Pondok Tahfidz dan Pesantren Modern Al-Huda Cawan, Klaten, berhasil menyabet medali emas hingga perunggu di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Prestasi tersebut mendapatkan apresiasi dari Bupati Klaten, Sri Mulyani.
Diketahui tiga santri tersebut telah berlaga di cabang olahraga (cabor) horseback archery atau panahan berkuda PON ke-21 di Aceh. Ketiganya yakni Hammas Sauqi Syahid, Muhammad Najih Ibrahim, dan Ibrahim.
Adapun Hammas meraih dua medali emas, Najih menyabet satu medali perunggu, dan Ibrahim mendapatkan dua medali emas. Ketiganya mendapatkan piagam penghargaan dari Sri Mulyani pada momen upacara Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2024 di Alun-alun Klaten, Selasa (22/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sri Mulyani mengungkapkan para santri tersebut luar biasa. Prestasi tersebut membuktikan santri tidak hanya kuat dalam hal agama, tetapi juga akademik.
"Luar biasa tadi, saya menyerahkan kepada santri yang mendapatkan medali emas. Ini menunjukkan mereka menempuh agama sangat kuat, akademiknya pun sangat kuat dipelajari," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Alun-alun Klaten, Selasa (22/10/2024).
Dia berharap, santri bisa menjadi penerus yang handal dan bertanggung jawab. Sebab, menurutnya, para santri memiliki dasar agama yang kuat.
"Harapan saya para santri juga menjadi pelopor generasi penerus yang handal, yang bertanggung jawab karena memang dasar agamanya sangat kuat," ungkapnya.
"Bangsa Indonesia sangat besar. Anak-anak santri tentunya ini menjadi generasi penerus, generasi emas Bangsa Indonesia," lanjutnya.
Terpisah, Hammas mengungkapkan, dirinya sudah menjadi santri selama tiga tahun ini. Dia pun belajar berkuda di Pondok Tahfidz dan Pesantren Modern Al-Huda Cawan, Jatinom.
"Di pondok juga latihan (berkuda). 3 tahun di pondok," kata santri asal Karangmalang, Juwiring, Klaten itu.
Hammas bersama Najih dan Ibrahim mengikuti seleksi tingkat provinsi untuk diutus di PON ke-21 itu. Ketiganya lolos dari 40 peserta yang dijaring.
"Pertama kita mengikuti seleksi Jawa Tengah. Dari 40 atlet diseleksi jadi 10 atlet. Alhamdulillah dari pondok kita masuk tiga atlet," kata Hammas.
Meski sempat merinding saat berlaga di PON, Hammas berhasil menyabet dua medali emas kategori regu dan Indonesian Style. Laga tersebut merupakan pengalaman pertama Hammas di tingkat nasional.
"Di sana di Aceh pengalaman saya kan agak merinding di sana karena kan kuda diundi, tidak semuanya enak. Alhamdulillah saya mendapatkan kuda yang terlatih," ungkapnya.
(afn/ahr)