Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil menekan kasus stunting hingga 51 persen dalam empat tahun terakhir. Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, kunci keberhasilan tersebut berkat upaya penanganan dan pencegahan stunting hingga ke tingkat mikro.
Adapun salah satunya dengan menjalin koordinasi intens dengan tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Ganjar yang juga Pembina Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng memaksimalkan koordinasi agar penurunan stunting bisa terjadi di tingkat mikro.
Diungkapkannya kelompok yang terdiri atas mayoritas ibu-ibu itu bisa mengetahui secara detail kondisi lapangan, khususnya terkait anak-anak dan stunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka karena sebagian besar ibu-ibu, kita bicara ibu hamil, stunting, termasuk kurang gizi itu, ternyata mereka satu bisa mendeteksi, dua bisa memberikan treatment," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).
Selain itu, Tim Penggerak PKK juga menggandeng dinas, kelompok masyarakat, dunia usaha, hingga tokoh agama untuk ikut menyukseskan program penurunan stunting. Di samping itu, Ganjar menyebut Tim Penggerak PKK pun punya program lokal yang sudah bergerak.
"Maka mereka sudah punya program tadi pemberdayaan, terus kemudian tahu siapa yang ada di keluarga itu penyandang disabilitas, bagaimana kondisi ekonomi keluarganya, itu ternyata mereka tahu," kata Ganjar.
Bersama Tim Penggerak PKK, Ganjar mengkolaborasikan penurunan stunting, angka kemiskinan, hingga penekanan inflasi.
"Maka kita kolaborasikan antara penurunan angka kemiskinan sekaligus penurunan angka stunting dan pencegahan stunting dengan edukasi, termasuk Jo Kawin Bocah," kata Ganjar.
Lebih lanjut dia menjelaskan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) mencatat tingkat stunting Jateng di 2018 berada di angka 24,4 persen. Kemudian turun menjadi 18,3 persen pada 2019, dan turun lagi di tahun 2020 menjadi 14,5 persen. Selanjutnya angka stunting di Jateng pada 2021 kembali turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.
"Hasilnya alhamdulillah selama empat tahun terakhir itu penurunan angka stuntingnya cukup signifikan ya. Ini karena PKK-nya aktif sekali," pungkas Ganjar.
(ega/ega)