Hal itu diungkapkan oleh Ganjar saat membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-17 dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ke-16 Jateng di Ponpes API Syubbanul Wathon Secang, Kabupaten Magelang, Jateng, Jumat (16/12).
"Maka pelajar-pelajar ini sekaligus dia belajar, sekaligus sebenarnya dia bisa menjadi agen untuk melawan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan adat ketimuran atau Pancasila," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/12/2022).
Ia mengatakan untuk menjadi agen penegak nilai Pancasila tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Pasalnya ada sejumlah tantangan yang kerap terjadi dan melanda generasi muda seperti narkoba, bullying, kekerasan, hingga penggunaan teknologi informasi yang kurang bijak berdampak pada penyebaran hoaks dan konten pornografi.
"Ini kita sampaikan kepada mereka karena masa depan mereka begitu terbuka dan banyak di antara mereka memang harus disiapkan karena mereka berprestasi," ujar Ganjar.
Menurutnya, organisasi kepemudaan seperti IPNU dan IPPNU telah melatih para santri dari segi kepemimpinan, kepengikutan, komunikasi, dan problem solving. Ganjar optimistis kedua organisasi ini dapat menyiapkan calon pemimpin hebat di masa depan.
"Maka sebenarnya inilah yang kita harapkan ini menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat di manapun mereka berada. Mungkin di pemerintahan, mungkin di swasta, mungkin di TNI-Polri, atau mungkin mereka akan menjadi ulama-ulama besar nantinya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya siap mendampingi para santri untuk menjadi agen penegak nilai-nilai Pancasila. Sehingga hal itu bisa menjadi inspirasi bagi para teman-teman santri lainnya.
"Jadi ya ini kita mesti dampingi dan saya senang bisa diundang di acara hari ini bersama anak-anak hebat ini, mudah-mudahan mereka juga akan menjadi inspirator buat kawan-kawan yang seusia di seusianya," tutupnya. (fhs/ega)