Dewi Astutik Pernah Kerja Bergaji Rp 20 Juta Sebulan Sebelum Jadi Gembong Sabu

Nasional

Dewi Astutik Pernah Kerja Bergaji Rp 20 Juta Sebulan Sebelum Jadi Gembong Sabu

Wildan Noviansah - detikJateng
Kamis, 04 Des 2025 09:38 WIB
Dewi Astutik Pernah Kerja Bergaji Rp 20 Juta Sebulan Sebelum Jadi Gembong Sabu
Akhir Pelarian Dewi Astutik 'Mami' Penyelundup Dua Ton Sabu Ditangkap BNN. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Solo -

Bandar 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun bernama Dewi Astutik alias PA (43) asal Ponorogo, Jawa Timur, telah ditangkap di Kamboja oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN mengungkapkan bahwa Dewi sebelumnya pernah mengajar bahasa Inggris dan Mandarin di Kamboja.

"Hasil pendalaman lanjutan, sebelumnya yang bersangkutan di Kamboja kerja di beberapa tempat kursus bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengajar, per bulan pendapatan kurang lebih Rp 20 juta," kata Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto saat dihubungi, Kamis (4/12/2025), dikutip dari detikNews.

Suyudi menjelaskan, Dewi Astutik masuk ke Kamboja pada Februari 2023. Dewi juga pernah bekerja di tempat scamming atau penipuan selama sebulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewi Astutik kemudian melakukan kejahatan narkotika pada awal 2024 setelah bertemu dengan warga negara (WN) Nigeria berinisial DON atau disebut 'Godfather' lalu sekongkol untuk melakukan jual beli narkotika ke berbagai negara.

Sejak 3 Oktober 2024, nama Dewi Astutik resmi masuk dalam red notice Interpol. Dewi juga jadi buronan pemerintah Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

Dewi Astutik ditangkap di Kamboja tanpa perlawanan pada Senin (1/12) lalu. Penangkapan Dewi Astutik hasil kolaborasi internasional antara BNN RI dengan Bais perwakilan Kamboja, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Polri dalam hal ini Interpol, Bea Cukai, Kemenkeu, hingga Kemenlu.

Menurut Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto, Dewi Astutik merupakan salah satu WNI pengendali narkotika dari kawasan Golden Triangle selain Fredy Pratama. Untuk mengelabuhi petugas, Dewi sering berpindah-pindah negara.

"Tentunya kesulitannya karena yang bersangkutan ini satu, dia adalah bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara satu, ke negara lain," kata Suyudi dalam jumpa pers di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/12).

Pada Senin, 17 November, Suyudi menjelaskan, pihaknya menerima informasi tentang keberadaan Dewi di wilayah Phnom Penh, Kamboja.

"Pada saat yang bersangkutan berada di negara Kamboja, kita dengan kerja sama yang tadi saya sampaikan, bisa menemukan titik yang bersangkutan sehingga kita lakukan penangkapan dengan kolaboratif antara negara Indonesia dan pemerintah Kamboja," ungkapnya.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads