Pensiunan polisi bernama Sularso (63) yang membunuh bu guru SMP di Banjarnegara ternyata sempat merekayasa agar korban seolah tewas gantung diri. Korban bernama Eti Murih Utami (59) itu ditemukan tewas di rumahnya di Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara, Kamis pekan lalu.
"Awalnya kita mendapatkan laporan adanya gantung diri di rumah korban. Tetapi kami terus melakukan penyelidikan, penyidikan, dan pemeriksaan saksi-saksi, juga hasil autopsi baru terkuat jika korban dibunuh," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Erick Budi Santoso saat konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Selasa (17/9/2024).
Erick mengatakan tersangka membunuh korban lantaran korban tidak terima setelah tahu mobil miliknya dijual oleh tersangka. Awalnya, korban meminta tersangka agar membayarkan pajak mobilnya. Oleh tersangka, uang itu dipakai. Tersangka lalu meminta BPKB mobil itu. Mobil itu lalu dijual Rp 79 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Modusnya, tersangka menjual mobil milik korban tanpa sepengetahuan korban," ujar Erick.
Saat tersangka ke rumah korban, korban lalu menanyakan soal mobilnya. Saat itu tersangka bilang bahwa mobil itu sudah dijual. Korban pun tidak terima. Karena korban marah, pelaku seketika itu juga mengambil tali lalu mengikat leher korban.
"Korban sempat berteriak. Setelah dipastikan mati, kemudian tersangka meninggalkan korban. Kebetulan korban tinggal sendiri dan seorang janda," ucap Erick.
Usai membunuh, tersangka merekayasa agar korban seolah-olah tewas bunuh diri. Tersangka sempat menggantung tubuh korban sebelum meninggalkan rumah korban.
"Tersangka ini merupakan purnawirawan polisi. Dan sempat mencoba menutupi jejaknya usai menjalankan aksinya. Usai (korban) dipastikan mati, pelaku mengikat tali yang di leher korban ke ventilasi jendela. Ini untuk menutupi perbuatannya, jadi seakan-akan korban bunuh diri," ungkap Erick.
Untuk diketahui, awalnya pihak kepolisian sempat menyampaikan jika guru SMP itu adalah meninggal karena bunuh diri. Namun berdasarkan penyelidikan, muncul dugaan adanya pembunuhan. Salah satunya dari alat makan yang ditemukan di rumah korban.
"Awalnya kami sempat menyampaikan itu bunuh diri. Tetapi berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan kami menemukan kejanggalan. Misalnya minuman teh di rumah korban. Padahal korban tidak suka teh," ungkap Erick.
Saat meminta keterangan tersangka sebagai saksi, polisi juga melihat ada bekas jeratan pada pergelangan tangan tersangka.
"Awalnya tersangka ini tidak mengakui jika bekas jeratan tersebut saat membunuh korban. Katanya luka kena las. Tetapi berdasarkan pemeriksaan diketahui jika bekas jeratan tersebut terjadi saat tersangka membunuh korban," pungkas Erick.
(dil/ahr)